· Definisi :
berasal dari kata motif (motive) yang berarti dorongan,
sebab seseorang melakukan sesuatu. Dengan demikian motivasi diartikan suatu
kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan sesuatu
kondisi/kegiatan yang berlangsung secara sadar (As’ad)
Motivasi adalah faktor yang mendorong seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu
(Martoyo)
· Pandangan Motivasi dalam Organisasi
Model Tradisional
terdiri dari motivasi berhubungan dengan Frederick Taylor dan aliran manajemen ilmiah.
Model ini mengisyaratkan bahwa manajer
menentukan bagaimana pekerjaan-pekerjaan harus dilakukan dan digunakannya
sistem pengupahan insentif untuk memotivasi para pekerja lebih banyak
berproduksi, lebih banyak menerima penghasilan.
Pandangan tradisional menganggap bahwa para pekerja
pada dasarnya malas, dan hanya dapat dimotivasi dengan
penghargaan berwujud uang. Dalam banyak situasi pendekatan ini cukup efektif.
Sejalan dengan meningkatnya efisiensi, karyawan yang dibutuhkan untuk tugas
tertentu dapat dikurangi. Lebih lanjut, manajer mengurangi besarnya upah
insentif. Pemutusan hubungan kerja menjadi biasa dan pekerja akan
mencari keamanan/jaminan kerja daripada hanya kenaikan upah kecil dan sementara
Model Hubungan Manusiawi
Banyak praktek manajemen merasakan
bahwa pendekatan tradisional tidak memadai.
Elton Mayo dan para
peneliti hubungan manusiawi lainnya menemukan
bahwa kontak-kontak sosial karyawan pada pekerjaannya adalah juga penting dan
bahwa kebosanan dan tugas-tugas yang bersifat
pengulangan adalah faktor-faktor pengurang motivasi. Mayo dan lain-lainnya juga percaya bahwa manajer dapat memotivasi bawahan melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sosial mereka dan
membuat mereka merasa berguna dan penting.
Sebagai hasilnya, para karyawan
diberi berbagai kebebasan untuk membuat keputusan sendiri dalam pekerjaannya.
Perhatian yang lebih besar diarahkan pada kelompok-kelompok kerja organisasi informal. Lebih banyak informasi disediakan untuk
karyawan tentang perhatian manajer dan operasi organisasi
Model Sumber Daya Manusia
para teoritisi seperti McGregor dan
Maslow, dan para peneliti
seperti Argyris dan Likert, melontarkan kritik kepada model hubungan manusiawi.
Model ini menyatakan bahwa para karyawan dimotivasi oleh banyak faktor tidak
hanya uang atau keinginan untuk mencapai kepuasan, tetapi juga kebutuhan untuk
berprestasi dan memperoleh pekerjaan yang berarti.
· Teori Motivasi
Teori
Isi
Teori-teori isi (content
theories), kadang-kadang disebut teori-teori kebutuhan
(need theories),
adalah berkenaan dengan pertanyaan
apa penyebab-penyebab perilaku atau memusatkan pada pertanyaan "apa"
dari motivasi.
Teori-teori yang sangat terkenal diantaranya :
1) hirarki
kebutuhan dari psikolog Abraham H. Maslow,
2) Frederick
Herzberg dengan teori motivasi pemeliharaan atau motivasi higienis, dan
3) teori prestasi
dari penults dan peneliti David McClelland
Teori-teori isi
1.
Teori
Kebutuhan dari Maslow
menentukan bahwa ada 5 kebutuhan
dasar manusia yang membentuk hirarki, yaitu :
1.
Kebutuhan fisiologis (phisiological needs), yaitu kebutuhan seperti rasa lapar,
haus, seks, perumahan, tidur dan sebagainya.
2.
Kebutuhan keamanan (safety
needs), yaitu kebutuhan akan keselamatan dan perlindungan dari bahaya,
ancaman dan perampasan ataupun pemecatan dari pekerjaan
3.
Kebutuhan sosial (social
needs), yaitu kebutuhan akan rasa cinta dan kepuasan dalam menjalin
hubungan dengan orang lain, kepuasan dan perasaan memiliki serta diterima dalam
suatu kelompok, rasa kekeluargaan, persahabatan dan kasih sayang.
4.
Kebutuhan penghargaan (esteem
needs), yaitu kebutuhan akan status, kedudukan, kehormatan diri,
reputasi dan prestasi
5.
Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization
needs), yaitu kebutuhan pemenuhan diri, untuk mempergunakan potensi
diri, untuk pengembangan diri semaksimal mungkin, kreativitas, ekspresi diri
dan melakukan apa yang paling cocok, serta menyelesaikan pekerjaannya sendiri
Menurut Maslow, kebutuhan manusia berada
pada tingkat pertama, yaitu kebutuhan fisiologis. Setelah kebutuhan pertama ini
terpenuhi atau terpuaskan, barulah menginjak pada kebutuhan kedua (lebih
tinggi), yaitu kebutuhan akan keamanan. Kebutuhan ketiga baru dilaksanakan
setelah kebutuhan kedua terpenuhi.
Proses seperti ini berjalan terus sampai akhirnya terpenuhi kebutuhan kelima
(aktualisasi diri).
2.
Teori ERG Aldefer
sependapat dengan Teori kebutuhan
Maslow bahwa setiap orang mempunyai
kebutuhan yang tersusun dalam suatu herarkhi tetapi menurut Alderfer herarkhi kebutuhan hanya meliputi tiga perangkat kebutuhan yaitu:
1.
Eksistensi ( E ): yaitu kebutuhan yang dipuaskan
oleh faktor-faktor seperti: makanan, minuman, udara, upah, dan kondisi kerja.
2.
Keterkaitan (R) : yaitu kebutuhan yang dipuaskan
oleh hubungan sosial dan hubungan antar pribadi yang bermanfaat.
3.
Pertumbuhan (G) : yaitu kebutuhan di mana
individu merasa puas dengan membuat suatu kontribusi (sumbangan) yang
kreatifdan produktif
3.
Teori Dua Faktor dari Herzberg
sebagaimana dikutip dari Nawawi
(2001) teori dua faktor tersebut dikatakan sebagai suatu teori yang dapat
memberikan kepuasan dalam bekerja. Dalam implementasinya di lingkungan sebuah
organisasi/ perusahaan teori ini menekankan pentingnya menciptakan /
mewujudkan keseimbangan antara dua faktor :
1.
Faktor sesuatu yang dapat memotivasi (motivator), faktor ini antara lain adalah faktor prestasi (achievement),
faktor pengakuan / penghargaan, factor tanggung jawab, faktor memperoleh
kemajuan dan perkembangan dalam bekerja khususnya
2.
Kebutuhan kesehatan lingkungan kerja (hygiene factors). Faktor ini dapat berbentuk upah / gaji, pengaruh antara pekerja, supervisi
teknis, kondisi kerja, kebijaksanaan perusahaan, dan proses administrasi di
perusahaan
Jadi secara ringkas, penemuan
penting dalam penelitian Herzberg dan kawan-kawannya adalah, bahwa faktor hygiene
mempengaruhi ketidakpuasaan kerja. Faktor-faktor hygiene membantu
individu untuk menghilangkan ketidaksenangan, sedangkan faktor-faktor
motivasional membuat individu senang dengan pekerjaannya. Oleh sebab itu
manajer seharusnya memahami faktor-faktor apa yang membuat karyawan senang atau
tidak senang
4.
Teori Prestasi (Achievement)
Dari Mc Clelland
· Need for achievement /
kebutuhan berprestasi
· Need for power/kebutuhan berkuasa
· Need for affiliation/kebutuhan berafiliasi
Teori Proses
Teori-teori proses (process theories) berkenaan dengan
bagaimana perilaku dimulai dan
dilaksanakan atau menjelaskan aspek "bagaimana" dari motivasi.
Teori-teori yang termasuk kategori
teori teori proses adalah
1.
Teori Pengharapan (Victor Vroom)
Dalam hubungan dengan motivasi,
teori ini mengatakan bahwa seseorang akan dapat menjadi karyawan yang produktif
jika ia melihat adanya hubungan yang erat pada usaha-usaha yang dilakukan
dengan hasil yang akan diperoleh atau dengan kata lain terdapat probabilitas
yang tinggi terhadap imbalan yang akan diterima sebagai akibat dari usaha yang
dilakukan (Vroom, dalam Handoko, 2001)
2.
Teori pembentukan perilaku (Skinner)
Skinner mengemukakan pendekatan
lain terhadap motivasi yang mempengaruhi dan merubah perilaku kerja. Pendekatan ini didasarkan terutama atas hukum
pengaruh yang menyatakan bahwa perilaku yang diikuti dengan
konsekuensi-konsekuensi pemuasan cenderung diulang
3.
Teori Keadilan
Teori lain tentang motivasi sebagai hasil
dari berbagai penelitian adalah teori keadilan dan ketidakadilan. Teori ini
menunjukan bahwa orang akan selalu cenderung membandingkan antara 1)
masukan-masukan yang mereka berikan pada pekerjaannya dalam bentuk pendidikan,
pengalaman, latihan dan usaha, dengan 2) hasil-hasil (penghargaan-penghargaan)
yang mereka terima, seperti juga mereka membandingkan balas jasa yang diterima
karyawan lain dengan yang diterima dirinya untuk pekerjaan yang sama
· Definisi :
berasal dari kata motif (motive) yang berarti dorongan,
sebab seseorang melakukan sesuatu. Dengan demikian motivasi diartikan suatu
kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan sesuatu
kondisi/kegiatan yang berlangsung secara sadar (As’ad)
Motivasi adalah faktor yang mendorong seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu
(Martoyo)
· Pandangan Motivasi dlm Orgns
Model Tradisional
terdiri dari motivasi berhubungan dengan Frederick Taylor dan aliran manajemen ilmiah.
Model ini mengisyaratkan bahwa manajer
menentukan bagaimana pekerjaan-pekerjaan harus dilakukan dan digunakannya
sistem pengupahan insentif untuk memotivasi para pekerja lebih banyak
berproduksi, lebih banyak menerima penghasilan.
Pandangan tradisional menganggap bahwa para pekerja
pada dasarnya malas, dan hanya dapat dimotivasi dengan
penghargaan berujud uang. Dalam banyak situasi pendekatan ini cukup efektif.
Sejalan dengan meningkatnya efisiensi, karyawan yang dibutuhkan untuk tugas
tertentu dapat dikurangi. Lebih lanjut, manajer mengurangi besarnya upah
insentif. Pemutusan hubungan kerja menjadi biasa dan pekerja akan
mencari keamanan/jaminan kerja daripada hanya kenaikan upah kecil dan sementara
Model Hubungan Manusiawi
Banyak praktek manajemen merasakan
bahwa pendekatan tradisional tidak memadai.
Elton Mayo dan para
peneliti hubungan manusiawi lainnya menemukan
bahwa kontak-kontak sosial karyawan pada pekerjaannya adalah juga penting dan
bahwa kebosanan dan tugas-tugas yang bersifat
pengulangan adalah faktor-faktor pengurang motivasi. Mayo dan lain-lainnya juga percaya bahwa manajer dapat memotivasi bawahan melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sosial mereka dan
membuat mereka merasa berguna dan penting.
Sebagai hasilnya, para karyawan
diberi berbagai kebebasan untuk membuat keputusan sendiri dalam pekerjaannya.
Perhatian yang lebih besar diarahkan pada kelompok-kelompok kerja organisasi informal. Lebih banyak informasi disediakan untuk
karyawan tentang perhatian manajer dan operasi organisasi
Model Sumber Daya Manusia
para teoritisi seperti McGregor dan
Maslow, dan para peneliti
seperti Argyris dan Likert, melontarkan kritik kepada model hubungan manusiawi.
Model ini menyatakan bahwa para karyawan dimotivasi oleh banyak faktor tidak
hanya uang atau keinginan untuk mencapai kepuasan, tetapi juga kebutuhan untuk
berprestasi dan memperoleh pekerjaan yang berarti.
· Teori Motivasi
Teori
Isi
Teori-teori isi (content
theories), kadang-kadang disebut teori-teori kebutuhan
(need theories),
adalah berkenaan dengan pertanyaan
apa penyebab-penyebab perilaku atau memusatkan pada pertanyaan "apa"
dari motivasi.
Teori-teori yang sangat terkenal diantaranya :
1) hirarki
kebutuhan dari psikolog Abraham H. Maslow,
2) Frederick
Herzberg dengan teori motivasi pemeliharaan atau motivasi higienis, dan
3) teori prestasi
dari penults dan peneliti David McClelland
Teori-teori isi
1.
Teori
Kebutuhan dari Maslow
menentukan bahwa ada 5 kebutuhan
dasar manusia yang membentuk hirarki, yaitu :
1.
Kebutuhan fisiologis (phisiological needs), yaitu kebutuhan seperti rasa lapar,
haus, seks, perumahan, tidur dan sebagainya.
2.
Kebutuhan keamanan (safety
needs), yaitu kebutuhan akan keselamatan dan perlindungan dari bahaya,
ancaman dan perampasan ataupun pemecatan dari pekerjaan
3.
Kebutuhan sosial (social
needs), yaitu kebutuhan akan rasa cinta dan kepuasan dalam menjalin
hubungan dengan orang lain, kepuasan dan perasaan memiliki serta diterima dalam
suatu kelompok, rasa kekeluargaan, persahabatan dan kasih sayang.
4.
Kebutuhan penghargaan (esteem
needs), yaitu kebutuhan akan status, kedudukan, kehormatan diri,
reputasi dan prestasi
5.
Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization
needs), yaitu kebutuhan pemenuhan diri, untuk mempergunakan potensi
diri, untuk pengembangan diri semaksimal mungkin, kreativitas, ekspresi diri
dan melakukan apa yang paling cocok, serta menyelesaikan pekerjaannya sendiri
Menurut Maslow, kebutuhan manusia berada
pada tingkat pertama, yaitu kebutuhan fisiologis. Setelah kebutuhan pertama ini
terpenuhi atau terpuaskan, barulah menginjak pada kebutuhan kedua (lebih
tinggi), yaitu kebutuhan akan keamanan. Kebutuhan ketiga baru dilaksanakan
setelah kebutuhan kedua terpenuhi.
Proses seperti ini berjalan terus sampai akhirnya terpenuhi kebutuhan kelima
(aktualisasi diri).
2.
Teori ERG Aldefer
sependapat dengan Teori kebutuhan
Maslow bahwa setiap orang mempunyai
kebutuhan yang tersusun dalam suatu herarkhi tetapi menurut Alderfer herarkhi kebutuhan hanya meliputi tiga perangkat kebutuhan yaitu:
1.
Eksistensi ( E ): yaitu kebutuhan yang dipuaskan
oleh faktor-faktor seperti: makanan, minuman, udara, upah, dan kondisi kerja.
2.
Keterkaitan (R) : yaitu kebutuhan yang dipuaskan
oleh hubungan sosial dan hubungan antar pribadi yang bermanfaat.
3.
Pertumbuhan (G) : yaitu kebutuhan di mana
individu merasa puas dengan membuat suatu kontribusi (sumbangan) yang
kreatifdan produktif
3.
Teori Dua Faktor dari Herzberg
sebagaimana dikutip dari Nawawi
(2001) teori dua faktor tersebut dikatakan sebagai suatu teori yang dapat
memberikan kepuasan dalam bekerja. Dalam implementasinya di lingkungan sebuah
organisasi/ perusahaan teori ini menekankan pentingnya menciptakan /
mewujudkan keseimbangan antara dua faktor :
1.
Faktor sesuatu yang dapat memotivasi (motivator), faktor ini antara lain adalah faktor prestasi (achievement),
faktor pengakuan / penghargaan, factor tanggung jawab, faktor memperoleh
kemajuan dan perkembangan dalam bekerja khususnya
2.
Kebutuhan kesehatan lingkungan kerja (hygiene factors). Faktor ini dapat berbentuk upah / gaji, pengaruh antara pekerja, supervisi
teknis, kondisi kerja, kebijaksanaan perusahaan, dan proses administrasi di
perusahaan
Jadi secara ringkas, penemuan
penting dalam penelitian Herzberg dan kawan-kawannya adalah, bahwa faktor hygiene
mempengaruhi ketidakpuasaan kerja. Faktor-faktor hygiene membantu
individu untuk menghilangkan ketidaksenangan, sedangkan faktor-faktor
motivasional membuat individu senang dengan pekerjaannya. Oleh sebab itu
manajer seharusnya memahami faktor-faktor apa yang membuat karyawan senang atau
tidak senang
4.
Teori Prestasi (Achievement)
Dari Mc Clelland
· Need for achievement /
kebutuhan berprestasi
· Need for power/kebutuhan berkuasa
· Need for affiliation/kebutuhan berafiliasi
Teori Proses
Teori-teori proses (process theories) berkenaan dengan
bagaimana perilaku dimulai dan
dilaksanakan atau menjelaskan aspek "bagaimana" dari motivasi.
Teori-teori yang termasuk kategori
teori teori proses adalah
1.
Teori Pengharapan (Victor Vroom)
Dalam hubungan dengan motivasi,
teori ini mengatakan bahwa seseorang akan dapat menjadi karyawan yang produktif
jika ia melihat adanya hubungan yang erat pada usaha-usaha yang dilakukan
dengan hasil yang akan diperoleh atau dengan kata lain terdapat probabilitas
yang tinggi terhadap imbalan yang akan diterima sebagai akibat dari usaha yang
dilakukan (Vroom, dalam Handoko, 2001)
2.
Teori pembentukan perilaku (Skinner)
Skinner mengemukakan pendekatan
lain terhadap motivasi yang mempengaruhi dan merubah perilaku kerja. Pendekatan ini didasarkan terutama atas hukum
pengaruh yang menyatakan bahwa perilaku yang diikuti dengan
konsekuensi-konsekuensi pemuasan cenderung diulang
3.
Teori Keadilan
Teori lain tentang motivasi sebagai hasil
dari berbagai penelitian adalah teori keadilan dan ketidakadilan. Teori ini
menunjukan bahwa orang akan selalu cenderung membandingkan antara 1)
masukan-masukan yang mereka berikan pada pekerjaannya dalam bentuk pendidikan,
pengalaman, latihan dan usaha, dengan 2) hasil-hasil (penghargaan-penghargaan)
yang mereka terima, seperti juga mereka membandingkan balas jasa yang diterima
karyawan lain dengan yang diterima dirinya untuk pekerjaan yang sama