Showing posts with label Manajemen. Show all posts
Showing posts with label Manajemen. Show all posts

Friday, 22 July 2016

AKUNTANSI DAN HUBUNGANNYA DENGAN MANAJEMEN

TUJUAN PERUSAHAAN
Secara umum tujuann_utama organisasi perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang sebasar-besarnya melalui penyediaan barang at au jasa kepada masyarakat. Tanpa menyediakan barang atau jasa kepada masyarakat atau para pelanggan, perusahaan tidak mempunyai alasan untuk hidup.
Biasanya terdapat tujuan-tujuan tambahan yang mempunyai implikasi­ implikasi sosial. Tetapi setiap tujuan tersebut tetap tergantung dari tujuan utama yaitu mendapatkan keuntungan yang sebesar-besamya dan harus didukung oleh usaha untuk memenuhi tujuan utama tersebut, yaitu memenuhi kebutuhan masyarakat atau para pelanggan.

TUGAS MANAJEMEN
Tugas pimpinan perusahaan adalah mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam mencapai tujuan ini pimpinan harus mengetrapkan fungsi-fungsi manajemen dengan baik dalam menentukan kebutuhan dan keinginan para pelanggan akan barang dan jasa, mengumpulkan dan mengorganisasikan sarana produksi dan distribusi untuk memenuhi keinginan-keinginan tersebut serta mengarahkan dan mengkoordinasikan sarana tersebut secara efisien. Ini merupakan tugas yang tak mudah. Tujuan yang pasti harus ditetapkan dengan tepat, dan metode pencapaiannya harus direncanakan serta dilaksanakan sebagaimana mestinya. Disamping itu, tugas tersebut bersifat berkesinambungan. Kebutuhan­ kebutuhan dan keinginan berubah terus menerus: produk-produk dan jasa baru, yang akan meningkatkan kesejahteraan dan kesenangan para pelanggan, harus dikembangkan dan disempurnakan tanpa henti-hentinya; penelitian, produksi, dan distribusi baru harus dikembangkan untuk mencapai hasil yang dikehendaki seefisien mungkin.

FILSAFAT MANAJEMEN
Pimpinan perusahaan pada dewasa ini dipandang baik sebagai suatu badan produksi maupun sebagai suatu lembaga yang mengandung sifat sosial. Hal ini menuntut kepada manajemen agar dalam menjalankan usaha tidak hanya bersandarkan pada filsafat dan praktek yang diarahkan kepada aspek ilmiah tetapi juga kepada basis etik yang mempertimbangkan kepentingan sosial. Banyak penelitian sedang diarahkan untuk memahami tanggung jawab pimpinan perusahaan, karena telah diakui bahwa pimpinan perusahaan merupakan suatu lembaga yang paling penting dalam mengemudikan kegiatan perekonomian kita. Jika gerakan kemajuan industri diharapkan berlangsung tanpa terputus, maka para pemimpin perusahaan haruslah cakap, pandai, dan digerakkan oleh rasa tanggung jawab sosial. Jika para pemimpin tanpa memiliki kualitas-kualitas ini, maka sungguh diragukan apakah institut-institut ekonomi kita pada masa sekarang ini dapat dipertahankan.


KERUMITAN YANG DIHADAPI MANAJEMEN SEMAKIN BERTAMBAH
Struktur ekonomi kita telah menjadi sangat rumit, dan kerumitannya akan terus meningkat. Seorang manajer yang memegang komando dari suatu perusahaan modem (diibaratkan sebagai suatu kapal) harus dapat mengemudikan kapal tersebut melewati arus dan gelombang sosial dan politik, yang arah alirannya selalu berubah dan semakin meningkat kecepatannya. Badai ekonorni kelihatannya semakin dasyat. Kapal itu sendiri merupakan suatu yang sangat sensitif dan rumit secara teknis. Alat-alat untuk mengemudi dan mengendalikannya telah banyak mengalami kemajuan, para tenaga kerja yang dipimpinnya semakin terlatih. Meskipun laut dan samudera telah digambarkan dalam peta secara lebih baik, tetapi nakhoda tetap mempunyai tanggung jawab untuk memilih arah yang akan dituju, memperlengkapi kapal, dan mengorganisasikan tenaga kerja, mengkoordinasikan usahanya serta membangkitkan semangat untuk menyelesaikan pelayaran. Apabila manajer kurang cakap, pasti akan terjadi kecelakaan. Apabila Manajer memiliki kecakapan tetapi hanya digerakan oleh tujuan-tujuan pribadi, dia kemungkinan sekali akan menjadi seorang pembajak ekonomi dan merupakan suatu ancaman bagi seluruh kegiatan yang syah. hanya apabila pemimpin telah bebas dari ketidak cakapan dan ketamakan, maka baru dapat diharapkan kapal-kapal perdagangan itu akan maju dengan kecepatan sepenuhnya menuju kearah pelabuhan kesejahteraan ekonomi.


PENTINGNYA KEAHLIAN MANAJEMEN
Termasuk tugas pimpinan perusahaan adalah menerapkan prinsip-prinsip manajemen yang sehat yang harus dilaksanakan oleh tenaga-tenaga yang kompeten dan berpengalaman. Prinsip-prinsip manajemen yang sehat mencakup-banyak faktor yang berhubungan dengan semua kegiatan kepemimpinan mulai dari perencanaan awal sampai pada pencapaian tujuan.
Secara lebih spesifik dan untuk menunjukkan ruang lingkup serta kerumitan dari masalah manajemen, dapat dikemukakan bahwa prinsip-prinsip manajemen yang sehat meliputi tindakan seperti penetapan rencana, baik jangka pendek maupun jangka panjang; perumusan tujuan perusahaan yang lebih spesifik; pengembangan kebijaksanaan pokok; pembangunan suatu struktur organisasi yang sehat penetapan norma-norma pelanksanaan; penciptaan dan pemeliharaan metode dan saluran komuniasi baik didalam perusahaan; pengukuran pelaksanaan; dan pemeliharaan hubungan yang baik dengan para pegawai, pemegang saham, masyarakat umum serta para pelanggan.

Memang seharusnya ada perbaikan yang berkesinambungan dalam ilmu manajemen, yaitu dengan perencanaan yang lebih baik, koordinasi dan fasilitas yang lebih efisien, pengarahan dan pengendalian usaha yang lebih efektif, pengukuran dan pemberian imbalan yang lebih cermat untuk pelaksanaan, dan jaminan yang lebih besar bagi para pekerja dan investor. Pemborosan dan ketidak­ efisienan dari pimpinan, seperti juga ketamakan, tidak dapat ditolerir. Ringkasnya, harus terdapat suatu tingkat keahlian dan kecakapan memimpin yang tinggi serta kejujuran dalam pencapaian tujuan. Oleh karena itu, dalam bidang yang luas timbul pertanyaan mengenai peranan yang dapat dan harus dimainkan oleh akuntansi dalam mengembangkan atau memelihara kegiatan yang efektif.


AKUNTANSI SEBAGAI ALAT BANTU BAGI PIMPINAN
Akuntansi Modern adalah salah satu alat yang utama bagi pimpinan dalam usaha meningkatkan efisiensi usahanya. Pimpinan perusahaan harus lebih banyak mengharapkan dari akuntan kepala, controller ketimbang para pejabat lainnya, untuk memperoleh bantuan dalam mengarahkan mengendalikan dan melindungi perusahaan. Sejauh mengenai kiasan kapal tadi, controller bukanlah nakhoda kapal, kemudi ini dipegang oleh pimpinan tertinggi dari perusahaan. Tetapi dia dapat diibaratkan sebagai petugas penting yang memegang peta. Dia harus memberi tahu nakhoda mengenai sejauh mana pelayaran telah ditempuh, dimana kapal sedang berada, dengan kecepatan bagaimana, halangan-halangan apa yang dihadapi, penyimpangan-penyimpangan apa yang dialami dari arah semula, dimana terletak batu karang yang membahayakan, kemana kapal harus diarahkan agar dapat mencapai pelabuhan dengan selamat.
Ada yang mengatakan: "Tidak ada yang lebih membosankan daripada melihat orang bodoh sedang beraksi." Dan ada juga yang mengatakan: "Dari segi moral, seseorang tidak berhak mengambil keputusan atas dasar perasaan mengenai sesuatu hal yang seharusnya dapat ditetapkan berdasarkan kenyataan." Ini berarti tidak ada tempat pimpinan bagi tukang ramal dalam perusahaan modern. Manajer yang sukses harus mengetahui dan menggunakan alat-alat pedoman dan pengendalian yang dikuasainya. Akuntansi modern dan data statistik merupakan alat-alat yang digunakan pimpinan perusahaan dalam mengarahkan dan mengendalikan operasi-operasi perusahaan yang tidak dapat diarnati dan diawasi secara langsung. Tidak diragukan lagi, bahwa pimpinan yang telah diberi informasi dengan baik mengenai operasi-operasi, berada dalam posisi yang terbaik untuk mengambil tindakan-tindakan positif yang dapat membantunya dalam mengelola perusahaan secara menguntungkan.


Perusahaan dan Tujuan Ekonomi Nasional

Pandangan utama buku ini adalah pandangan yang dilihat dari dalam perusahaan. Namun perusahaan biasanya harus beroperasi dalam lingkungan ekonomi, politik, dan sosial yang luas dan selalu berubah-ubah. Sementara masalah-masalah nasional yang menyangkut lingkungan tidak akan kita bahas secara khusus. Adalah tugas manajer perusahaan yang sukses untuk menyadari dan memperhatikan tujuan atau misi pokok dari perusahaan dan sarana untuk mencapainya sejalan dengan tujuan-tujuan sosial dan ekonomi dari masyarakat di mana perusahaan itu berada. Berdasarkan alasan ini, maka akan disinggung beberapa tujuan nasioanl dan faktor-faktor yang harus dimonitor untuk memberikan pandangan luas yang diperlukan dalam melaksanakan fungsi controllership.

Tujuan-tujuan pokok ekonomi (sebagaimana sistem ekonomi yang berlaku di Amerika Serikat, dan juga di Eropa maupun Indonesia),dapat dikatakan meliputi tujuan-tujuan nasional sebagai berikut :
  1. Melindungi sistem perekonomian kita terhadap persaingan sistem - sistem idiologi yang ada di dunia.
  2. Suatu standar hidup yang semakin tinggi sehubungan dengan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk baik sektor publik mau pun swasta.
  3. Suatu tingkat kesempatan kerja yang tinggi untuk memaksimisasikan penggunaan sumber dari tenaga kerja,
  4. Akan tetapi, persaingan yang bebas dan tanpa ikatan itu perlu mempunyai kendala untuk mempertahankan efektifitas ekonomi.
  5. Suatu laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan kontinue.
  6. Memelihara kekuatan fiskal.
  7. Menekan fluktuasi-fluktuasi konjungtur dalam kegiatan ekonomi.

Untuk mengintegrasikan tujuan-tujuan nasional ini, atau tujuan-tujuan nasional lain, diperlukan suatu pengertian yang lebih baik dan penyediaan informasi yang perlu untuk memonitor hal-hal sebagai berikut:
  1. Pengaruh dari kebijakan moneter dan fiskal.
  2. Status politk dan ekonomi
  3. Peranan tenaga kerja, modal, perubahan teknologi, dan manajemen dalam membantu pertumbuhan ekonomi.
  4. Sifat dan fungsi laba.
  5. Aksi timbal balik an tara biaya dan laba.
  6. Sifat, fungsi dan strategi persaingan.
  7. Peranan timbal balik antara pemerintah, tenaga kerja dan perusahaan.
  8. Arah dan tingkat perubahan teknologi dan sosial.
Dalam pengertian yang lebih luas, pimpinan keuangan atau akuntansi yang berhasil harus menyadari adanya kebutuhan-kebutuhan akan informasi dalam bidang-bidang ini, agar dapat mengintegrasikan secara wajar data yang relevan ke dalam laporan-laporan keuangan.

Proses Manajemen
Sebagai suatu alat bantu bagi pimpinan, suatu sistem akuntansi yang baik harus mengenal eleman-elemen dan proses manajemen agar dapat membantu dalam komunikasi yang efektif.
Pekerjaan dari seorang manajer yang professional dapat dipisahkan menjadi empat fungsi atau golongan kegiatan tersendiri sebagai berikut :
1. Perencanaan (planning).
2. Pengorganisasian (Organizing), termasuk susunan kepegawaian yang wajar.
3. Pengarahan (directing)
4. Pengukuran (measuring).

Tentu saja dalam kenyataannya operasi-operasi ini saling berhubungan dan tidak perlu terpisah sepenuhnya dalam urutan waktu. Keempat elemen itu merupakan bagian dari seluruh proses pengelolaan, dan dalam suatu lingkungan kerja yang praktis tidak dapat dipisahkan dengan jelas satu sarna lainnya.

Mengukur Manajemen Perusahaan
Mengukur manajemen berarti mengukur keberhasilan pimpinan dalam mengelola perusahaan. Terdapat banyak ukuran untuk melihat keberhasilan perusahaan, tetapi suatu klasifikasi dengan ujung tombak dengan berbagai ukuran khusus seperti yang tertera dibawah ini, dapat dianjurkan sebagai dasar dalam mengembangkan suatu sistem informasi manajemen :

I. Ukuran-ukuran mengenai kemampulabaan (profitability)
  • Persentase hasil pengembalian terhadap penjualan bersih.
  • Persentase hasil pengembalian terhadap total harta (atau terhadap modal dalam pengertian ekonomi).
  • Persentase pengembalian terhadap modal sendiri.
  • Persentase dari pengembalian terhadap total kapitalisasi (pada modal sendiri plus hutang jangka panjang)

2. Ukuran-ukuran mengenai perturnbuhan (growth)
  • Persentase kenaikan penjualan bersih.
  • Persentase kenaikan jumlah laba bersih.
  • Persentase kenaikan pendapatan per saham.

3. Ukuran-ukuran lain
  • Penjualan per pegawai.
  • Produktivitas, yaitu banyaknya satuan produksi per jam kerja manusia, dan lain-lain.
  • Citra masyarakat.
  • Citra dari sudut pandang para pegawai.
  • Bagian pasar (market share) yang dikuasai.

Mungkin setiap ukuran ini mempunyai kegunaannya masing-rnasing. Tetapi pada akhirnya yang menjadi pertimbangan dalam mengembangkan suatu sistem informasi keuangan adalah sikap dari direktur utama terhadap kriteria yang dianggap penting.

Informasi Akuntansi untuk Pengambilan Keputusan Perusahaan
Sistem informasi keuangan merupakan suatu metode yang teratur untuk memperoleh dan menyediakan data keuangan yang diperlukan oleh masing-masing manajer untuk mengambil keputusan perusahaan yang menjadi tanggung jawab para manajer itu.

Seharusnya jelas bahwa informasi keuangan adalah penting sekali bagi proses manajemen, dan bahwa suatu metode yang ekonomis dan teratur penting untuk memperoleh data yang diperlukan untuk meneapai laba yang diinginkan perusahaan, Sistem informasi akuntansi dan keuangan harus dibangun sesuai dengan kebutuhan para pemakainya, dan bukan sesuai dengan wujud computer dan cita-cita dari seorang spesialis sistem yang penuh dengan angan-angan.

Friday, 11 January 2013

PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI


Proses Perubahan
  1. Tekanan dan desakan
  2. Intervensi dan reorientasi
  3. Diagnosa dan pengenalan masalah
  4. Penemuan dan komitmen pada penyelesaian
  5. Percobaan dan pencarian hasil-hasil
  6. Penguatan dan penerimaan

Kekuatan-kekuatan perubahan eksternal dan internal

Dua Pendekatan Perubahan Manajerial

PENOLAKAN PADA PERUBAHAN
1.      Orang mungkin menyangkal bahwa perubahan sedang terjadi
2.     Orang mungkin mengabaikan perubahan
3.     Orang mungkin menolak perubahan
4.     Orang mungkin menerima perubahan & menyesuaikan diri dengan perubahan tsb
5.     Orang mungkin mengantisipasi perubahan dan merencanakannya

Tiga Sumber Umum Penolakan Terhadap Perubahan
l  Ketidakpastian tentang akibat dan pengaruh perubahan
l  Ketidaksediaan untuk melepaskannya
l  Pengetahuan akan kelemahan-kelemahan dalam perubahan yang diusulkan

Penanggulangan Penolakan Terhadap Perubahan
  1. Pendidikan dan komunikasi
  2. PArtisipasi dan keterlibatan
  3. Kemudahan dan dukungan
  4. Negoisasi dan persetujuan
  5. Manipulasi dan bekerja sama
  6. Paksaan eksplisit dan implisit

Perubahan Keperilakuan yang Efektif (Kurt Lewin)
l Unfreezing, yaitu keadaan dimana oran akan menjadi siap sedia untuk memperoleh atau mempelajari perilaku baru
l Changing, terjadi bila orang mulai melakukan percobaan dengan perilaku baru
l Refreezing, telah terjadi bila orang memandang bahwa pola perilaku baru yang telah dicobanya selama periode changing manjadi bagian orang tersebut.

Pendekatan Perubahan Organisasi
l  Pendekatan Struktur
l  Pendekatan Teknologis
l  Pendekatan Orang 

Pengembangan Organisasi
adalah suatu usaha jangka panjang untuk memperbaiki proses-proses pemecahan masalah dan pembaharuan organisasi, terutama melalui manajemen budaya organisasi yang lebih efektif dan kolaboratif  dengan tekanan khusus pada budaya tim-tim kerja formal dengan bantuan pengantar perubahan, katalisator, dan penggunaan teori dan teknologi ilmiah keperilakuan terapan, mencakup riset kegiatan. (Wendell L. French)

Keberhasilan Program PO
l  Pengenalan oleh manajer puncak atau lainnya bahwa organisasi mempunyai berbagai masalah
l  Penggunaan tenaga ahli
l  Dukungan dan keterlibatan manajer tingkat atas
l  Keterlibatan pimpinan kelompok kerja dan departemen
l  Pencapaian sukses awal dengan usaha PO
l  Pendidikan
l  Penghargaan
l  Pengembangan Sumber daya PO Internal
l  Manajemen Efektif program PO
l  Pengukuran hasil




Kepemimpinan

l  Ordway Tead
       “Leadership is activity of influensing people to cooperate toward some goal which come to find desirabel.” (kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang agar mau bekerjasama untuk mencapai beberapa tujuan yang mereka inginkan).
l  George R. Terry
       “Leadership is the relationship in wich one person, or the leader, infkuences other to work together willingly on related task to attain that which the leader desire.” (kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri orang seorang atau pemimpin, mempengaruhi orang-orang lain untuk bekerjasama secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai yang diinginkan pemimpin)

Definisi :
·       Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas kelompok untuk menetapkan tujuan dan mencapai tujuan. (Fiedler)
·       Koontz yang dimaksud dengan kepemimpinan adalah seni membujuk bawahan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan mereka dengan semangat yang meyakinkan
·       Kepemimpinan (leadership) didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya. (Handoko)
·       Sugandha, menyatakan bahwa pemimpin (leader) adalah seseorang yang mampu mempengaruhi, mengarahkan atau mengubah perilaku bawahannya/ orang lain sesuai dengan apa yang diharapkan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi

Kepemimpinan
v Kepemimpinan kepala sekolah adalah cara atau usaha kepala sekolah dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan menggerakkan guru, staf, siswa, orang tua siswa dan pihak lain yang terkait untuk bekerja atau berperan serta guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain merupakan cara atau strategi kepala sekolah untuk membuat orang lain bekerja untuk mencapai tujuan sekolah (Depdiknas, 2000)
v Konsep dari McGregor yang paling terkenal yaitu bahwa strategi kepemimpinan dipengaruhi anggapan-anggapan seorang pemimpin tentang sifat dasar manusia, yang dikenal dengan teori X dan Y.

v  Teori X
  1. Rata- rata pembawaan manusia malas atau tidak menyukai pekerjaan dan akan menghindari bila mungkin
  2. Karena karakteristik manusia tersebut, orang harus dipaksa, diawasi, diarahkan, atau diancam dengan hukuman agar mereka menjalankan tugas untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi
  3. Rata-rata manusia lebih menyukai diarahkan, ingin menghindari tanggungjawab, mempunyai ambisi relatif kecil, dan mengiginkan keamanan/jaminan hidup diatas segalanya

v  Teori Y
1.        Para pegawai memandang kegiatan bekerja sebagai hal yang alamiah seperti halnya beristirahat dan bermain
2.        Pengawasan dan ancaman eksternal bukanlah satu-satunya cara untuk mengarahkan usaha pencapaian tujuan organisasi. Orang akan melakukan pengendalian diri dan pengarahan diri untuk mencapai tujuan yang telah disetujuinya
3.        Keterikatan pada tujuan merupakan fungsi dari penghargaan yang berhubungan dengan prestasi mereka
4.       Rata-rata manusia, dalam kondisi yang layak, belajar tidak hanya untuk menerima tetapi mencari tanggungjawab
5.        Ada kapasitas besar untuk melakukan imajinasi, kecerdikan dan kreatifitas dalam penyelesaian masalah-masalah organisasi yang secara luas tersebar pada seluruh pegawai
6.       Potensi intelektual rata-rata manusia hanya digunakan sebagian saja dalam kondisi kehidupan industri modern
Berdasarkan asumsi di atas maka seorang pemimpin harus bisa menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat sehingga dapat menghasilkan efektivitas kerja yang lebih baik

Menurut Lippit (dalam  Sutarto, 2002) menyatakan bahwa kemampuan pemimpin dalam mempengaruhi orang lain ini dapat dilihat diantaranya dari :
  1. Tingkat wewenang yang diberikan oleh pimpinan
  2. Keputusan yang dibuat pimpinan
  3. Komunikasi yang dijalankan pimpinan
  4. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan bawahan.
  5. Tingkat prakarsa yang diberikan
  6. Pemberian kesempatan kepada bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan atau pendapat.
  7. Tingkat tanggung jawab yang diberikan pimpinan

Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan otoriter
Sutarto menyatakan bahwa gaya kepemimpinan otoriter yaitu kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan cara segala kegiatan yang akan dilakukan diputuskan oleh pemimpin semata-mata

Gaya kepemimpinan demokratis
Sutarto mengemukakan pendapatnya tentang gaya kepemimpinan demokratis yaitu kepemimpinan gaya demokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan  dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama-sama antara pimpinan dan bawahan

Gaya kepemimpinan liberal
Menurut Sutarto kepemimpinan liberal yaitu kemampuan mempengaruhi orang lain  agar bersedia bekerja sama  untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan sepenuhnya oleh bawahan.  Pemimpin di sini melaksanakan sangat sedikit kontrol atau pengaruh terhadap bawahan

Ciri Gaya Kepemimpinan Demokratis (Lippitt dan K. White )
n  Wewenang pimpinan tidak mutlak
n  Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan
n  Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dengan bawahan
n  Kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dengan bawahan
n  Komunikasi berlangsung timbal balik
n  Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan dan kegiatan para bawahannya dilakukan secara wajar.
n  Prakarsa dapat  datang dari pimpinan maupun bawahan.
n  Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran, pertimbangan atau pendapat
n  Tugas-tugas kepada bawahan lebih bersifat  permintaan dari pada instruktif.
n  Pujian dan kritik seimbang
n  Terdapat saling percaya, saling hormat menghormati dan saling harga menghargai.
n  Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak.
n  Pimpinan meminta kesetiaan para bawahan secara wajar
n  Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam batas kemampuan masing-masing.
n  Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul bersama pimpinan dan bawahan

Ciri Gaya Kepemimpinan Liberal (Lippitt dan K. White )
n  Wewenang pimpinan sepenuhnya pada bawahan
n  Keputusan lebih banyak dari bawahan
n  Kebijakan lebih banyak dari bawahan
n  Pimpinan berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahan
n  Hampir tiada pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan yang dilakukan bawahan.
n  Prakarsa selalu datang dari bawahan
n  Hampir tidak ada pengarahan dari
n  Peranan pimpinan sangat sedikit pimpinan
n  Kepentingan pribadi lebih utama dari pada kepentingan kelompok
n  Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh orang per orang

Ciri Gaya Kepemimpinan Otoriter (Lippitt dan K. White )
n  Wewenang mutlak terpusat pada pimpinan
n  Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan
n  Kebijakan selalu dibuat oleh pimpinan
n  Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan.
n  Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan dan kegiatan para bawahannya dilakukan secara ketat.
n  Prakarsa harus selalu datang dari pimpinan
n  Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan atau pendapat.
n  Tugas-tugas kepada bawahan diberikan secara instruktif
n  Lebih banyak kritik dari pada pujian
n  Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat.
n  Pimpinan menuntut kesetiaan mutlak tanpa syarat
n  Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman
n  Kasar dalam bertindak
n  Kaku dalam bersikap
n  Tanggung jawab dan keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh pimpinan

Studi Kepemimpinan Univ Ohio
Perilaku kepemimpinan struktur tugas mengandung ciri-ciri
l  sebagai berikut:
l  Mengutamakan tercapainya tujuan
l  Mementingkan produksi yang tinggi
l  Mengutamakan penyelesaian tugas menurut jadwal yang telah
l  ditetapkan
l  Lebih banyak melakukan pengarahan
l  Melaksanakan tugas dengan melalui prosedur kerja ketat
l  Melakukan pengawasan secara ketat
l  Penilaian terhadap pejabat semata-mata berdasarkan hasil kerja
l   
Perilaku kepemimpinan tenggang rasa mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
l  Memperhatikan kebutuhan bawahan
l  Berusaha menciptakan suasana saling percaya
l  Berusaha menciptakan suasana saling harga-menghargai
l  Simpati terhadap perasaan bawahan
l  Memiliki sikap bersahabat
l  Menumbuhkan peranserta bawahan dalam pembuatan keputusan dan kegiatan lain
l  Lebih mengutamakan pengarahan diri, mendisiplin diri, mengontrol diri


Studi Kepemimpinan Robert Blake dan James Mouton


Gaya Kepemimpinan
Penjelasan ketiga gaya kepemimpinan tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan yang menyolok antara pemimpin yang satu dengan pemimpin yang lainnya.  Selain terletak pada kemampuan untuk bekerja dan tergantung pada gaya kepemimpinan otoriternya, pada penerapan lebih lanjut jarang atau sulit ditemukan adanya kepemimpinan yang murni memiliki salah satu gaya kepemimpinan yang telah disebutkan di atas.  Sebenarnya tidak ada gaya kepemimpinan yang terbaik.  Artinya pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang mampu mengadaptasikan gayanya agar sesuai dengan situasi tertentu