Friday, 11 January 2013

Kepemimpinan

l  Ordway Tead
       “Leadership is activity of influensing people to cooperate toward some goal which come to find desirabel.” (kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang agar mau bekerjasama untuk mencapai beberapa tujuan yang mereka inginkan).
l  George R. Terry
       “Leadership is the relationship in wich one person, or the leader, infkuences other to work together willingly on related task to attain that which the leader desire.” (kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri orang seorang atau pemimpin, mempengaruhi orang-orang lain untuk bekerjasama secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai yang diinginkan pemimpin)

Definisi :
·       Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas kelompok untuk menetapkan tujuan dan mencapai tujuan. (Fiedler)
·       Koontz yang dimaksud dengan kepemimpinan adalah seni membujuk bawahan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan mereka dengan semangat yang meyakinkan
·       Kepemimpinan (leadership) didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya. (Handoko)
·       Sugandha, menyatakan bahwa pemimpin (leader) adalah seseorang yang mampu mempengaruhi, mengarahkan atau mengubah perilaku bawahannya/ orang lain sesuai dengan apa yang diharapkan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi

Kepemimpinan
v Kepemimpinan kepala sekolah adalah cara atau usaha kepala sekolah dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan menggerakkan guru, staf, siswa, orang tua siswa dan pihak lain yang terkait untuk bekerja atau berperan serta guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain merupakan cara atau strategi kepala sekolah untuk membuat orang lain bekerja untuk mencapai tujuan sekolah (Depdiknas, 2000)
v Konsep dari McGregor yang paling terkenal yaitu bahwa strategi kepemimpinan dipengaruhi anggapan-anggapan seorang pemimpin tentang sifat dasar manusia, yang dikenal dengan teori X dan Y.

v  Teori X
  1. Rata- rata pembawaan manusia malas atau tidak menyukai pekerjaan dan akan menghindari bila mungkin
  2. Karena karakteristik manusia tersebut, orang harus dipaksa, diawasi, diarahkan, atau diancam dengan hukuman agar mereka menjalankan tugas untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi
  3. Rata-rata manusia lebih menyukai diarahkan, ingin menghindari tanggungjawab, mempunyai ambisi relatif kecil, dan mengiginkan keamanan/jaminan hidup diatas segalanya

v  Teori Y
1.        Para pegawai memandang kegiatan bekerja sebagai hal yang alamiah seperti halnya beristirahat dan bermain
2.        Pengawasan dan ancaman eksternal bukanlah satu-satunya cara untuk mengarahkan usaha pencapaian tujuan organisasi. Orang akan melakukan pengendalian diri dan pengarahan diri untuk mencapai tujuan yang telah disetujuinya
3.        Keterikatan pada tujuan merupakan fungsi dari penghargaan yang berhubungan dengan prestasi mereka
4.       Rata-rata manusia, dalam kondisi yang layak, belajar tidak hanya untuk menerima tetapi mencari tanggungjawab
5.        Ada kapasitas besar untuk melakukan imajinasi, kecerdikan dan kreatifitas dalam penyelesaian masalah-masalah organisasi yang secara luas tersebar pada seluruh pegawai
6.       Potensi intelektual rata-rata manusia hanya digunakan sebagian saja dalam kondisi kehidupan industri modern
Berdasarkan asumsi di atas maka seorang pemimpin harus bisa menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat sehingga dapat menghasilkan efektivitas kerja yang lebih baik

Menurut Lippit (dalam  Sutarto, 2002) menyatakan bahwa kemampuan pemimpin dalam mempengaruhi orang lain ini dapat dilihat diantaranya dari :
  1. Tingkat wewenang yang diberikan oleh pimpinan
  2. Keputusan yang dibuat pimpinan
  3. Komunikasi yang dijalankan pimpinan
  4. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan bawahan.
  5. Tingkat prakarsa yang diberikan
  6. Pemberian kesempatan kepada bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan atau pendapat.
  7. Tingkat tanggung jawab yang diberikan pimpinan

Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan otoriter
Sutarto menyatakan bahwa gaya kepemimpinan otoriter yaitu kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan cara segala kegiatan yang akan dilakukan diputuskan oleh pemimpin semata-mata

Gaya kepemimpinan demokratis
Sutarto mengemukakan pendapatnya tentang gaya kepemimpinan demokratis yaitu kepemimpinan gaya demokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan  dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama-sama antara pimpinan dan bawahan

Gaya kepemimpinan liberal
Menurut Sutarto kepemimpinan liberal yaitu kemampuan mempengaruhi orang lain  agar bersedia bekerja sama  untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan sepenuhnya oleh bawahan.  Pemimpin di sini melaksanakan sangat sedikit kontrol atau pengaruh terhadap bawahan

Ciri Gaya Kepemimpinan Demokratis (Lippitt dan K. White )
n  Wewenang pimpinan tidak mutlak
n  Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan
n  Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dengan bawahan
n  Kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dengan bawahan
n  Komunikasi berlangsung timbal balik
n  Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan dan kegiatan para bawahannya dilakukan secara wajar.
n  Prakarsa dapat  datang dari pimpinan maupun bawahan.
n  Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran, pertimbangan atau pendapat
n  Tugas-tugas kepada bawahan lebih bersifat  permintaan dari pada instruktif.
n  Pujian dan kritik seimbang
n  Terdapat saling percaya, saling hormat menghormati dan saling harga menghargai.
n  Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak.
n  Pimpinan meminta kesetiaan para bawahan secara wajar
n  Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam batas kemampuan masing-masing.
n  Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul bersama pimpinan dan bawahan

Ciri Gaya Kepemimpinan Liberal (Lippitt dan K. White )
n  Wewenang pimpinan sepenuhnya pada bawahan
n  Keputusan lebih banyak dari bawahan
n  Kebijakan lebih banyak dari bawahan
n  Pimpinan berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahan
n  Hampir tiada pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan yang dilakukan bawahan.
n  Prakarsa selalu datang dari bawahan
n  Hampir tidak ada pengarahan dari
n  Peranan pimpinan sangat sedikit pimpinan
n  Kepentingan pribadi lebih utama dari pada kepentingan kelompok
n  Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh orang per orang

Ciri Gaya Kepemimpinan Otoriter (Lippitt dan K. White )
n  Wewenang mutlak terpusat pada pimpinan
n  Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan
n  Kebijakan selalu dibuat oleh pimpinan
n  Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan.
n  Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan dan kegiatan para bawahannya dilakukan secara ketat.
n  Prakarsa harus selalu datang dari pimpinan
n  Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan atau pendapat.
n  Tugas-tugas kepada bawahan diberikan secara instruktif
n  Lebih banyak kritik dari pada pujian
n  Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat.
n  Pimpinan menuntut kesetiaan mutlak tanpa syarat
n  Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman
n  Kasar dalam bertindak
n  Kaku dalam bersikap
n  Tanggung jawab dan keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh pimpinan

Studi Kepemimpinan Univ Ohio
Perilaku kepemimpinan struktur tugas mengandung ciri-ciri
l  sebagai berikut:
l  Mengutamakan tercapainya tujuan
l  Mementingkan produksi yang tinggi
l  Mengutamakan penyelesaian tugas menurut jadwal yang telah
l  ditetapkan
l  Lebih banyak melakukan pengarahan
l  Melaksanakan tugas dengan melalui prosedur kerja ketat
l  Melakukan pengawasan secara ketat
l  Penilaian terhadap pejabat semata-mata berdasarkan hasil kerja
l   
Perilaku kepemimpinan tenggang rasa mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
l  Memperhatikan kebutuhan bawahan
l  Berusaha menciptakan suasana saling percaya
l  Berusaha menciptakan suasana saling harga-menghargai
l  Simpati terhadap perasaan bawahan
l  Memiliki sikap bersahabat
l  Menumbuhkan peranserta bawahan dalam pembuatan keputusan dan kegiatan lain
l  Lebih mengutamakan pengarahan diri, mendisiplin diri, mengontrol diri


Studi Kepemimpinan Robert Blake dan James Mouton


Gaya Kepemimpinan
Penjelasan ketiga gaya kepemimpinan tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan yang menyolok antara pemimpin yang satu dengan pemimpin yang lainnya.  Selain terletak pada kemampuan untuk bekerja dan tergantung pada gaya kepemimpinan otoriternya, pada penerapan lebih lanjut jarang atau sulit ditemukan adanya kepemimpinan yang murni memiliki salah satu gaya kepemimpinan yang telah disebutkan di atas.  Sebenarnya tidak ada gaya kepemimpinan yang terbaik.  Artinya pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang mampu mengadaptasikan gayanya agar sesuai dengan situasi tertentu

No comments:

Post a Comment