l Ordway
Tead
“Leadership is activity of influensing people to cooperate toward some
goal which come to find desirabel.” (kepemimpinan
adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang agar mau bekerjasama untuk mencapai
beberapa tujuan yang mereka inginkan).
l George
R. Terry
“Leadership is the relationship in wich one person, or the leader,
infkuences other to work together willingly on related task to attain that
which the leader desire.” (kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri
orang seorang atau pemimpin, mempengaruhi orang-orang lain untuk bekerjasama
secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai yang diinginkan pemimpin)
Definisi :
· Kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi aktivitas kelompok untuk menetapkan tujuan dan mencapai tujuan.
(Fiedler)
· Koontz yang dimaksud dengan
kepemimpinan adalah seni membujuk bawahan untuk menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan mereka dengan semangat yang meyakinkan
· Kepemimpinan (leadership) didefinisikan
sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan
dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya. (Handoko)
· Sugandha, menyatakan bahwa pemimpin (leader)
adalah seseorang yang mampu mempengaruhi, mengarahkan atau mengubah perilaku
bawahannya/ orang lain sesuai dengan apa yang diharapkan dalam rangka
pencapaian tujuan organisasi
Kepemimpinan
v Kepemimpinan kepala sekolah adalah cara atau
usaha kepala sekolah dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan
menggerakkan guru, staf, siswa, orang tua siswa dan pihak lain yang terkait
untuk bekerja atau berperan serta guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan kata lain merupakan cara atau strategi kepala sekolah untuk membuat
orang lain bekerja untuk mencapai tujuan sekolah (Depdiknas, 2000)
v Konsep dari McGregor yang
paling terkenal yaitu bahwa strategi kepemimpinan dipengaruhi anggapan-anggapan
seorang pemimpin tentang sifat dasar manusia, yang dikenal dengan teori X dan Y.
v Teori
X
- Rata- rata pembawaan
manusia malas atau tidak menyukai pekerjaan dan akan menghindari bila
mungkin
- Karena karakteristik
manusia tersebut, orang harus dipaksa, diawasi, diarahkan, atau diancam
dengan hukuman agar mereka menjalankan tugas untuk mencapai tujuan-tujuan
organisasi
- Rata-rata manusia lebih
menyukai diarahkan, ingin menghindari tanggungjawab, mempunyai ambisi
relatif kecil, dan mengiginkan keamanan/jaminan hidup diatas segalanya
v Teori
Y
1.
Para pegawai memandang kegiatan bekerja sebagai hal yang alamiah seperti
halnya beristirahat dan bermain
2.
Pengawasan dan ancaman eksternal bukanlah satu-satunya cara untuk
mengarahkan usaha pencapaian tujuan organisasi. Orang akan melakukan pengendalian diri dan
pengarahan diri untuk mencapai tujuan yang telah disetujuinya
3.
Keterikatan pada tujuan merupakan fungsi dari penghargaan yang
berhubungan dengan prestasi mereka
4.
Rata-rata manusia, dalam kondisi yang layak, belajar tidak hanya untuk
menerima tetapi mencari tanggungjawab
5.
Ada kapasitas besar untuk melakukan imajinasi, kecerdikan dan kreatifitas
dalam penyelesaian masalah-masalah organisasi yang secara luas tersebar pada
seluruh pegawai
6.
Potensi intelektual rata-rata manusia hanya digunakan sebagian saja dalam
kondisi kehidupan industri modern
Berdasarkan asumsi di atas
maka seorang pemimpin harus bisa menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat
sehingga dapat menghasilkan efektivitas kerja yang lebih baik
Menurut
Lippit (dalam Sutarto, 2002) menyatakan
bahwa kemampuan pemimpin dalam mempengaruhi orang lain ini dapat dilihat
diantaranya dari :
- Tingkat
wewenang yang diberikan oleh pimpinan
- Keputusan yang dibuat pimpinan
- Komunikasi yang dijalankan pimpinan
- Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku,
perbuatan atau kegiatan bawahan.
- Tingkat prakarsa yang diberikan
- Pemberian kesempatan kepada bawahan untuk
memberikan saran, pertimbangan atau pendapat.
- Tingkat tanggung jawab yang diberikan pimpinan
Gaya Kepemimpinan
Gaya
kepemimpinan otoriter
Sutarto menyatakan bahwa gaya kepemimpinan otoriter yaitu
kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan dengan cara segala kegiatan yang akan dilakukan
diputuskan oleh pemimpin semata-mata
Gaya kepemimpinan demokratis
Sutarto mengemukakan pendapatnya tentang gaya
kepemimpinan demokratis yaitu kepemimpinan gaya demokratis adalah kemampuan
mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan dengan cara berbagai
kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama-sama antara pimpinan dan
bawahan
Gaya kepemimpinan liberal
Menurut Sutarto kepemimpinan liberal yaitu
kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan sepenuhnya oleh
bawahan. Pemimpin di sini melaksanakan
sangat sedikit kontrol atau pengaruh terhadap bawahan
Ciri Gaya Kepemimpinan Demokratis (Lippitt dan K. White )
n Wewenang pimpinan tidak mutlak
n Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada
bawahan
n Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dengan
bawahan
n Kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dengan bawahan
n Komunikasi berlangsung timbal balik
n Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan dan
kegiatan para bawahannya dilakukan secara wajar.
n Prakarsa dapat datang dari pimpinan
maupun bawahan.
n Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan
saran, pertimbangan atau pendapat
n Tugas-tugas kepada bawahan lebih bersifat
permintaan dari pada instruktif.
n Pujian dan kritik seimbang
n Terdapat saling percaya, saling hormat menghormati dan saling harga
menghargai.
n Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak.
n Pimpinan meminta kesetiaan para bawahan secara wajar
n Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam batas kemampuan
masing-masing.
n Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul bersama pimpinan dan bawahan
Ciri Gaya Kepemimpinan Liberal (Lippitt dan K. White )
n Wewenang pimpinan sepenuhnya pada bawahan
n Keputusan lebih banyak dari bawahan
n Kebijakan lebih banyak dari bawahan
n Pimpinan berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahan
n Hampir tiada pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau
kegiatan yang dilakukan bawahan.
n Prakarsa selalu datang dari bawahan
n Hampir tidak ada pengarahan dari
n Peranan pimpinan sangat sedikit pimpinan
n Kepentingan pribadi lebih utama dari pada kepentingan
kelompok
n Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh orang per orang
Ciri Gaya Kepemimpinan
Otoriter (Lippitt dan K.
White )
n Wewenang mutlak terpusat pada pimpinan
n Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan
n Kebijakan selalu dibuat oleh pimpinan
n Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada
bawahan.
n Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan dan
kegiatan para bawahannya dilakukan secara ketat.
n Prakarsa harus selalu datang dari pimpinan
n Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan atau
pendapat.
n Tugas-tugas kepada bawahan diberikan secara instruktif
n Lebih banyak kritik dari pada pujian
n Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat.
n Pimpinan menuntut kesetiaan mutlak tanpa syarat
n Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman
n Kasar dalam bertindak
n Kaku dalam bersikap
n Tanggung jawab dan keberhasilan organisasi hanya
dipikul oleh pimpinan
Studi Kepemimpinan Univ
Ohio
Perilaku kepemimpinan struktur tugas mengandung ciri-ciri
l sebagai berikut:
l Mengutamakan tercapainya tujuan
l Mementingkan produksi yang tinggi
l Mengutamakan penyelesaian tugas menurut jadwal yang telah
l ditetapkan
l Lebih banyak melakukan pengarahan
l Melaksanakan tugas dengan melalui prosedur kerja ketat
l Melakukan pengawasan secara ketat
l Penilaian terhadap pejabat semata-mata berdasarkan hasil kerja
l
Perilaku kepemimpinan tenggang rasa mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
l Memperhatikan kebutuhan bawahan
l Berusaha menciptakan suasana saling percaya
l Berusaha menciptakan suasana saling harga-menghargai
l Simpati terhadap perasaan bawahan
l Memiliki sikap bersahabat
l Menumbuhkan peranserta bawahan dalam pembuatan keputusan dan kegiatan lain
l Lebih mengutamakan pengarahan diri, mendisiplin diri, mengontrol diri
Studi
Kepemimpinan Robert Blake dan James Mouton
Gaya
Kepemimpinan
Penjelasan ketiga gaya
kepemimpinan tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan yang menyolok antara
pemimpin yang satu dengan pemimpin yang lainnya. Selain terletak pada kemampuan untuk bekerja
dan tergantung pada gaya kepemimpinan otoriternya, pada penerapan lebih lanjut
jarang atau sulit ditemukan adanya kepemimpinan yang murni memiliki salah satu
gaya kepemimpinan yang telah disebutkan di atas. Sebenarnya tidak ada gaya kepemimpinan yang
terbaik. Artinya pemimpin yang berhasil
adalah pemimpin yang mampu mengadaptasikan gayanya agar sesuai dengan situasi
tertentu
No comments:
Post a Comment