A. PENGGUNAAN PERKIRAAN /AKUN
Pada Bab I
kita sudah mempelajari pencatatan akuntasi dengan menggunakan persamaan
akuntansi. Tapi pada prakteknya transaksi yang terjadi tidak sesederhana dan
sesedikit itu. Prakteknya bisa terjadi puluhan, ratusan, bahkan ribuan
transaksi. Kalau pencatatan dilakukan dengan menggunakan pencatatan seperti
pada Bab I, bisa dibayangkan betapa besar dan rumitnya format dari pencatatan
tersebut.
Oleh
karena itu sistem akuntansi dirancang untuk menunjukkan bertambahnya dan
berkurangnya setiap item dari laporan keuangan dengan menggunakan catatan yang
terpisah. Catatan ini disebut akun atau
perkiraan. Contohnya: perkiraan kas akan menunjukkan bertambahnya dan
berkurangnya kas perusahaan. Demikian juga untuk perlengkapan, tanah,
kewajiban, dan modal. Kumpulan beberapa perkiraan dari sebuah entitas bisnis
disebut buku besar (ledger).
Daftar
perkiraan pada buku besar disebut bagan akun/perkiraan chart of account. Daftar perkiraan pada umumnya mengikuti urutan
pada laporan keuangan. Pekiraan-perkiraan yang menyusun neraca biasanya ada
pada urutan pertama, dengan urutan aktiva, kewajiban, dan modal. Perkiraan
laporan laba rugi pada urutan berikutnya yaitu perkiraan pendapatan dan beban.
Aktiva adalah item pada laporan keuangan yang
berupa fisik (berwujud) dan hak (tak berwujud), yang mempunyai nilai dan
dimiliki oleh perusahaan. Contoh aktiva berwujud yaitu tanah, gedung,
peralatan, dan kendaraan, sedangkan aktiva tak berwujud adalah hak paten.
Kewajiban adalah hutang kepada kreditor.
Biasanya disajikan di neraca dengan hutang. Contohnya hutang usaha, hutang
gaji, dan hutang obligasi. Pendapatan yang diterima di muka seperti pembayaran
uang langganan majalah juga diklasifikasikan sebagai kewajiban.
Modal Pemilik adalah hak yang dimiliki pemilik
perusahaan atas aktiva.
Pendapatan adalah
transaksi yang akan mengakibatkan kenaikan di modal pemilik sebagai
hasil dari pemberian jasa atau penjualan. Contohnya adalah pendapatan jasa,
pendapatan komisi, pendapatan sewa, pendapatan bunga, dan penjualan.
Beban dapat didefinisikan sebagai penggunaan
aktiva atau jasa yang digunakan dalam rangka menghasilkan pendapatan. Contohnya
adalah beban penyusutan, beban asuransi, beban gaji, dan beban penjualan.
BAGAN PERKIRAAN
Bagan perkiraan pada buku besar
berisi semua perkiraan beserta dengan nomornya. Nomor perkiraan dipergunakan
sebagai referensi dalam pemindahbukuan (posting) dari jurnal ke buku besar,
karena lebih mudah menuliskan nomor perkiraan dalam kolom referensi dibandingkan
harus menuliskan nama perkiraannya. Sistem penomoran juga memudahkan mencari masing-masing
perkiraan di dalam buku besar.
Sebuah perkiraan dapat
diidentifikasikan dengan nomor perkiraan yang dapat terdiri dari 2 digit atau
lebih. Perkiraan aktiva biasanya diawali dengan angka 1, kewajiban dengan angka
2, ekuitas pemilik dengan angka 3, pendapatan dengan angka 4 dan beban dengan
angka 5. Digit kedua, ketiga dan seterusnya menunjukkan posisi dari
masing-masing perkiraan dalam kategorinya. Misalkan perkiraan Kas yang diberi
nomor 101, menunjukkan kas sebagai perkiraan pertama dalam kategori aktiva.
Hutang dapat diberi nomor 201 yang menunjukkannya sebagai perkiraan pertama
dalam kategori kewajiban. Perkiraan-perkiraan yang lain akan diberi nomor dengan
cara yang sama. Semakin banyak perkiraan yang dimiliki sebuah perusahaan maka
nomor perkiraan akan semakin panjang.
Contoh pengkategorian dan penomoran
perkiraan adalah sebagai berikut :
Perkiraan
Neraca
|
Perkiraan
Laporan Laba Rugi
|
1.
Aktiva
|
4.
Pendapatan
|
11
Kas
12
Piutang
14
Perlengkapan
15
Beban Dibayar Di Muka
17
Tanah
18
Peralatan Kantor
|
41
Pendapatan Jasa
|
2.
Kewajiban
|
5.
Beban
|
21
Hutang Usaha
23
Sewa Diterima Di Muka
|
51
Beban Gaji
52
Beban Sewa
59
Beban Lain-lain
|
3. Modal Pemilik
|
|
31
Modal Bayu
32
Penarikan/Prive, Bayu
|
|
B. KARAKTERISTIK
PERKIRAAN
Bentuk paling sederhana dari sebuah perkiraan terdiri dari
tiga bagian, yaitu
(1) judul perkiraan,
(2) bagian kiri atau bagian debet, dan
(3) bagian kanan atau bagian kredit.
Karena bentuknya mirip huruf T maka perkiraan ini sering
disebut dengan T Account.
PERKIRAAN
|
|
BAGIAN
KIRI
DEBET
|
BAGIAN
KANAN
KREDIT
|
Istilah debet atau kredit bukan berarti kenaikan atau
penurunan. Istilah debet dan kredit digunakan secara berulang-ulang dalam proses
pencatatan. Pencatatan dengan memasukkan jumlah pada sisi debet disebut mendebet, sebaliknya bila kita
memasukkan transaksi pada sisi kredit disebut mengkredit. Bila total dari sisi kanan dan sisi kiri dibandingkan,
suatu perkiraan disebut mempunyai saldo debet bila jumlah pada sisi debet lebih
besar dibandingkan jumlah pada sisi kredit. Sebaliknya suatu perkiraan disebut
mempunyai saldo kredit bila jumlah pada sisi kredit lebih besar dibandingkan
jumlah pada sisi debet.
C. SISTEM
PENCATATAN BERPASANGAN (DOUBLE ENTRY)
Prinsip
dari pencatatan ini adalah bahwa setiap transaksi yang terjadi pada sebuah
perusahaan akan mempengaruhi minimal dua
perkiraan. Dengan demikian maka akan memenuhi persamaan akuntansi. Dengan
kata lain, pada setiap transaksi debet dan kredit harus seimbang pada setiap
perkiraan.
Sistem pencatatan double entry ini akan memberikan
keuntungan yaitu:
(1) efek duo dari tiap transaksi dicatat pada
perkiraan yang tepat,
(2) memberikan metode yang logis untuk mencatat
transaksi, dan
(3) pencatatan transaksi yang lebih akurat.
D. MENGANALISA
DAN MENGIKHTISARKAN TRANSAKSI KE PERKIRAAN
Sebuah transaksi dimulai dengan tindakan pemberian otorisasi
oleh menejer atau pegawai lain yang diberi wewenang otorisasi. Setelah
transaksi terjadi, berdasar dokumen bisnis, efek transaksi terhadap laporan
keuangan akan dianalisa dan dicatat. Pertama kali transaksi akan dicatat dalam jurnal.
Proses ini disebut dengan menjurnal.
Kemudian secara periodik jurnal-jurnal tersebut akan ditransfer ke perkiraan
yang sesuai dalam buku besar (ledger).
Proses transfer ini disebut dengan posting (pemindahbukuan). Kumpulan saldo dari buku besar yang disusun
berdasarkan urutan perkiraan disebut dengan neraca saldo (trial balance). Neraca saldo disusun tiap akhir periode. Neraca
saldo harus menunjukkan jumlah yang seimbang antara sisi debet dan sisi kredit.
Apabila kondisi tersebut tidak terpenuhi, maka kemungkinan telah terjadi
kesalahan dalam perhitungan atau kesalahan pada saat melakukan jurnal atau bisa
juga pada saat melakukan posting.
No comments:
Post a Comment