Di dalam Dictionary
of sosciology and related sciences(kamus sosiologi yang berhubungan dengan
keilmuan) dikemukakan bahwa: nilai adalah kemampuan yang dipercayai
yang ada pada suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau
kelompok.
Jadi nilai itu pada
hakekatnya adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek, bukannya
obyek itu sendiri. Sesuatu itu mengandung nilai artinya ada sifat atau kualitas
yang melekat pada sesuatu itu. Misalnya orang itu cantik, bunga itu indah dan
sebaginya.
Apa
yang dimaksud dengan nilai ?
Nilai adalah segala sesuatu yang
tersembunyi dibalik obyek
Contoh: Bunga indah Mana yang obyek, mana
yang Nilai ?
Bunga
adalah obyek Indah merupakan Nilai
Hierarki nilai
•
Terdapat
berbagai pandangan tentang nilai hal ini sangat tergantung pd titik tolak dan
sudut pandangnya.
•
Misalnya:
kalangan materialis memendang bahwa nilai yang tertinggi adalah nilai material.
Kalangan hedonis memndang nilai tertinggi dlah nilai kenikmatan.
•
Yang jelas
pada hakeketnya segala sesuatu itu bernilai, hanya nilai yang bagaimana
yang ada dan berhubungan dengan manusia.
Menurut tinggi rendahnya
nilai dapt dikelompokkan menjadi empat tingkatan yaitu:
–
Nilai-nilai
Kenikmatan: dalam tingkatan ini
terdapat deretan nilai yang mengenakkan dan tidak mengenakkan, yang menyebabkan
orang senang atau tidak senang
–
Nilai-nilai
kehidupan: dalam tingkat ini
terdapat nilai-nilai yang penting bagi kehidupan misalnya, kesehatan, kesegaran
jasmani, kesejahteraan umum.
–
Nilai-Nilai
kejiwaan: dalam tingkatan ini
terdapt nilai-nilai kejiwaan yang sama sekali tidak tergantung dri keadan
jasmani maupun lingkungan. Nilai-nilai semacam ini adalah , Keindahan,
kebenaran, dan pengetahuan murni yang dicapai dalam filsafat.
Nilai-Nilai
Kerohanian : dalam tingkatan ini
terdapatlah nilai-nilai yang suci dan tidak suci, nilai-nilai semacam ini terutama
terdiri dari nilai-nilai pribadi.
Noto Negoro Membagi
nilai menjadi tiga macam, yaitu:
–
Nilai meterial: yaitu segala sesuatu yang berguna bagi
kehidupan jsmani manusia, atau kebutuhan materiil ragawi manusia.
–
Nilai Vital: yaitu segl sesuatu yang berguna bagi manusia
untuk dapat mengadakn kegiatan atau aktifitas.
–
Nilai Kerohanian: yaitu segala sesutu yang berguna bagi
rohani manusia
nilai kerohanian ini dapat dibedakn atas empat macam yaitu:
•
Nilai Kebenaran, yang bersumber pada akal (ratio, budi, cipta)
manusia
•
Nilai keindahan, atau nilai estetis, yang bersumber pada
unsur kehendak manusia.
•
Nilai religius, yang merupakan nilai kerohanian tertinggi
dan mutlak,
•
Nilai relogius ini
bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia.
Noto negoro berpendapat bahwa nilai-nilai pancasila tergolong
nilai kerohanian, tetapi nili kerokhanin yang mengakui adanya nilai materiil
dan nilai vital.
Hubungan Nilai,
Norma dan moral
Sebagaimana telah
dijelaskan diawal bahwa nilai adalah kualitas dari suatu yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia baik lahir maupun batin.
Nilai berbeda
dengan fakta dimana fakta dapat diobservasi melalui verivikasi empirik,
sedangkan nilai bersifat abstrak yang hanya dapat dipahami, dimengerti dan
dihayati oleh manusia.
Dengan demikian nilai bersifat kongkrit yaitu tidak dapat
ditangkap oleh indra manusia
Hubungan antara moral dengan etika memang sangat erat sehingga kadangkala
dua hal tersebut disamakan begitu saja.
Namun sebenarnya kedua hal tersebut sangat berbeda:
Namun sebenarnya kedua hal tersebut sangat berbeda:
Moral yaitu, merupakan suatu ajaran-ajaran ataupun wejangan-wejangan, patokan-patokan,
kumpulan peraturan baik lisan maupun tertulis tentang bagaimana manusia harus
hidup dan bertindak agar manusia menjadi manusia yang baik.
Sedangkan etika
adalah suatu cabang filsafat, yaitu suatu pemikiran kritis dan mendasar
tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pndangan moral tersebut, atau dapat
diartikan bahwa etik adalah sebuah ilmu pengetahuan tentang kesusilaan., oleh
karena kesusilaan ini erat hubungannya dengan moralitas maka etika pada
hakekatnya adalah sebagai ilmu pengetahuan yang membahas tentang
prinsip-prinsip moralitas.
Etika tidak berwenang menentukan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan
oleh seseorang, wewenang seperti ini dipandang berada ditangan pihak-pihak yang memberi ajaran moral.
No comments:
Post a Comment