Showing posts with label Dasar Akuntansi. Show all posts
Showing posts with label Dasar Akuntansi. Show all posts

Friday, 11 January 2013

KESALAHAN DALAM AKUNTANSI

Walaupun neraca saldo yang kita susun sudah menunjukkan jumlah yang sama antara sisi debet dan sisi kredit bukan berarti jurnal dan posting telah dilakukan dengan benar. Neraca saldo masih punya keterbatasan dalam mendeteksi kesalahan yang kita buat, karena neraca saldo akan tetap menunjukkan jumlah sisi debet dan kredit sama bila:
(1) tidak melakukan penjurnalan atas sebuah transaksi,
(2) jurnal yang benar tidak dibukukan,
(3) sebuah jurnal dibukukan dua kali,
(4) penjurnalan dan pembukuan dilakukan tetapi pada perkiraan yang salah, dan
(5) salah membukukan jumlah transaksi

Menemukan Kesalahan                                             

Bila neraca saldo yang kita susun tidak menunjukkan jumlah seimbang antara debet dan kredit, maka kemungkinan kita melakukan kesalahan. Jenis kesalahan yang kita lakukan dapat berupa:
1.     Kesalahan pada saat menyusun Neraca Saldo
a.     Kesalahan menjumlahkan salah satu sisi neraca saldo
b.     Jumlah saldo perkiraan salah ditulis dalam neraca saldo
c.     Saldo debet perkiraan dicatat pada saldo kredit neraca saldo, demikian juga sebaliknya
2.     Kesalahan pada saat menghitung saldo perkiraan
a.     Kesalahan dalam menghitung saldo perkiraan
b.     Salah memasukkan saldo ke kolom saldo
3.     Kesalahan pada saat membukukan transaksi ke buku besar
a.     Kesalahan jumlah yang dibukukan ke perkiraan
b.     Jurnal debet dibukukan ke kredit atau sebaliknya
c.     Kelalaian membukukan jurnal.

Untuk mempermudah mencari sebab ketidakseimbangan neraca saldo, kita dapat melakukan hal-hal berkut ini:
1.     Jika terdapat kesalahan dalam jumlah satuan Rp10.000,00, Rp100.000,00 atau Rp1.000.000,00, maka kita harus menjumlahkan kembali sisi debet dan kredit dari neraca saldo dan menjumlah kembali saldo dari perkiraan.
2.     Jika selisih antara sisi debet dan kredit dapat dibagi dua, periksalah neraca saldo untuk melihat apakah ada transaksi yang jumlahnya sama dengan setengah dari selisih. Jadi kesalahannya adalah salah menuliskan pada kolom debet dan kredit.
3.     Jika selisih dapat dibagi sembilan, periksalah saldo perkiraan pada neraca saldo apakah ada saldo yang salah disalin dari saldo buku besar, terutama kesalahan penulisan jumlah. Misalnya adalah kesalahan menuliskan jumlah Rp216.000,00 menjadi Rp261.000,00.
4.     Jika selisih tidak dapat dibagi dua atau dibagi sembilan, periksalah saldo yang tertulis di neraca saldo dengan semua saldo yang ada di buku besar.

Jika semua prosedur standar di atas tidak berhasil menemukan adanya kesalahan, biasanya dilakukan langkah-langkah berikut:
1.     Ujilah akurasi dari total neraca saldo dengan menjumlahkan kembali kolom-kolomnya
2.     Bandingkan saldo perkiraan yang terdapat neraca saldo dengan saldo dalam buku besar. Pastikan tidak ada perkiraan yang terlewat
3.     Hitung kembali saldo masing-masing perkiraan dalam buku besar
4.     Telusuri kembali posting yang telah dilakukan dari jurnal ke buku besar
5.     Uji kembali kesamaan jumlah debet dan kredit dalam jurnal

Mengoreksi kesalahan
Apabila ditemukan kesalahan dalam menjurnal dan/atau mem-posting, maka harus dilakukan tindakan untuk mengoreksinya. Prosedur yang digunakan untuk mengoreksinya tergantung pada sifat kesalahan dan kapan kesalahan tersebut ditemukan.
·         Jika kesalahan dalam menjurnal (perkiraan maupun jumlahnya) ditemukan sebelum jurnal tersebut diposting ke buku besar, koreksinya bisa dilakukan dengan mencoret kesalahannya dan menuliskan perkiraan atau jumlah yang benar di atasnya.
·         Jika jurnal sudah benar dilakukan tapi salah dalam melakukan posting, maka posting yang salah dapat dikoreksi dengan mencoret kesalahan tersebut dan kemudian dilakukan posting yang benar.
·         Jika kesalahan dalam menjurnal baru diketahui setelah dilakukan posting  maka perlu dibuat jurnal koreksi dan kemudian mem-posting jurnal tersebut. Pada prinsipnya, jurnal koreksi yang dibuat ditambah dengan jurnal sebelumnya yang salah, akan menghasilkan jurnal yang seharusnya. 

ANALISA TRANSAKSI

A.         PENGGUNAAN PERKIRAAN /AKUN                                                  
Pada Bab I kita sudah mempelajari pencatatan akuntasi dengan menggunakan persamaan akuntansi. Tapi pada prakteknya transaksi yang terjadi tidak sesederhana dan sesedikit itu. Prakteknya bisa terjadi puluhan, ratusan, bahkan ribuan transaksi. Kalau pencatatan dilakukan dengan menggunakan pencatatan seperti pada Bab I, bisa dibayangkan betapa besar dan rumitnya format dari pencatatan tersebut.
Oleh karena itu sistem akuntansi dirancang untuk menunjukkan bertambahnya dan berkurangnya setiap item dari laporan keuangan dengan menggunakan catatan yang terpisah. Catatan ini disebut akun atau perkiraan. Contohnya: perkiraan kas akan menunjukkan bertambahnya dan berkurangnya kas perusahaan. Demikian juga untuk perlengkapan, tanah, kewajiban, dan modal. Kumpulan beberapa perkiraan dari sebuah entitas bisnis disebut buku besar (ledger).
Daftar perkiraan pada buku besar disebut bagan akun/perkiraan chart of account. Daftar perkiraan pada umumnya mengikuti urutan pada laporan keuangan. Pekiraan-perkiraan yang menyusun neraca biasanya ada pada urutan pertama, dengan urutan aktiva, kewajiban, dan modal. Perkiraan laporan laba rugi pada urutan berikutnya yaitu perkiraan pendapatan dan beban.
Aktiva adalah item pada laporan keuangan yang berupa fisik (berwujud) dan hak (tak berwujud), yang mempunyai nilai dan dimiliki oleh perusahaan. Contoh aktiva berwujud yaitu tanah, gedung, peralatan, dan kendaraan, sedangkan aktiva tak berwujud adalah hak paten.

Kewajiban adalah hutang kepada kreditor. Biasanya disajikan di neraca dengan  hutang. Contohnya hutang usaha, hutang gaji, dan hutang obligasi. Pendapatan yang diterima di muka seperti pembayaran uang langganan majalah juga diklasifikasikan sebagai kewajiban.

Modal Pemilik adalah hak yang dimiliki pemilik perusahaan atas aktiva.
Pendapatan adalah  transaksi yang akan mengakibatkan kenaikan di modal pemilik sebagai hasil dari pemberian jasa atau penjualan. Contohnya adalah pendapatan jasa, pendapatan komisi, pendapatan sewa, pendapatan bunga, dan penjualan.
Beban dapat didefinisikan sebagai penggunaan aktiva atau jasa yang digunakan dalam rangka menghasilkan pendapatan. Contohnya adalah beban penyusutan, beban asuransi, beban gaji, dan beban penjualan.

BAGAN PERKIRAAN

Bagan perkiraan pada buku besar berisi semua perkiraan beserta dengan nomornya. Nomor perkiraan dipergunakan sebagai referensi dalam pemindahbukuan (posting) dari jurnal ke buku besar, karena lebih mudah menuliskan nomor perkiraan dalam kolom referensi dibandingkan harus menuliskan nama perkiraannya. Sistem penomoran  juga memudahkan mencari masing-masing perkiraan di dalam buku besar.

Sebuah perkiraan dapat diidentifikasikan dengan nomor perkiraan yang dapat terdiri dari 2 digit atau lebih. Perkiraan aktiva biasanya diawali dengan angka 1, kewajiban dengan angka 2, ekuitas pemilik dengan angka 3, pendapatan dengan angka 4 dan beban dengan angka 5. Digit kedua, ketiga dan seterusnya menunjukkan posisi dari masing-masing perkiraan dalam kategorinya. Misalkan perkiraan Kas yang diberi nomor 101, menunjukkan kas sebagai perkiraan pertama dalam kategori aktiva. Hutang dapat diberi nomor 201 yang menunjukkannya sebagai perkiraan pertama dalam kategori kewajiban. Perkiraan-perkiraan yang lain akan diberi nomor dengan cara yang sama. Semakin banyak perkiraan yang dimiliki sebuah perusahaan maka nomor perkiraan akan semakin panjang.

Contoh pengkategorian dan penomoran perkiraan adalah sebagai berikut :


Perkiraan Neraca
Perkiraan Laporan Laba Rugi
1. Aktiva
4. Pendapatan
11 Kas
12 Piutang
14 Perlengkapan
15 Beban Dibayar Di Muka
17 Tanah
18 Peralatan Kantor
41 Pendapatan Jasa
           
           

2. Kewajiban
5. Beban
21 Hutang Usaha
23 Sewa Diterima Di Muka
51 Beban Gaji
52 Beban Sewa
59 Beban Lain-lain
            3.  Modal Pemilik
           
31 Modal Bayu
32 Penarikan/Prive, Bayu

 

B.         KARAKTERISTIK PERKIRAAN                                                            

Bentuk paling sederhana dari sebuah perkiraan terdiri dari tiga bagian, yaitu
(1) judul perkiraan,
(2) bagian kiri atau bagian debet, dan
(3) bagian kanan atau bagian kredit.
Karena bentuknya mirip huruf T maka perkiraan ini sering disebut dengan T Account.
 PERKIRAAN
BAGIAN KIRI
DEBET
BAGIAN KANAN
KREDIT
Istilah debet atau kredit bukan berarti kenaikan atau penurunan. Istilah debet dan kredit digunakan secara berulang-ulang dalam proses pencatatan. Pencatatan dengan memasukkan jumlah pada sisi debet disebut mendebet, sebaliknya bila kita memasukkan transaksi pada sisi kredit disebut mengkredit. Bila total dari sisi kanan dan sisi kiri dibandingkan, suatu perkiraan disebut mempunyai saldo debet bila jumlah pada sisi debet lebih besar dibandingkan jumlah pada sisi kredit. Sebaliknya suatu perkiraan disebut mempunyai saldo kredit bila jumlah pada sisi kredit lebih besar dibandingkan jumlah pada sisi debet.

C.         SISTEM  PENCATATAN BERPASANGAN (DOUBLE ENTRY)               

Prinsip dari pencatatan ini adalah bahwa setiap transaksi yang terjadi pada sebuah perusahaan akan mempengaruhi minimal dua perkiraan. Dengan demikian maka akan memenuhi persamaan akuntansi. Dengan kata lain, pada setiap transaksi debet dan kredit harus seimbang pada setiap perkiraan.
Sistem pencatatan double entry ini akan memberikan keuntungan yaitu:
(1) efek duo dari tiap transaksi dicatat pada perkiraan yang tepat,
(2) memberikan metode yang logis untuk mencatat transaksi, dan
(3) pencatatan transaksi yang lebih akurat.

D.         MENGANALISA DAN MENGIKHTISARKAN TRANSAKSI KE PERKIRAAN
Sebuah transaksi dimulai dengan tindakan pemberian otorisasi oleh menejer atau pegawai lain yang diberi wewenang otorisasi. Setelah transaksi terjadi, berdasar dokumen bisnis, efek transaksi terhadap laporan keuangan akan dianalisa dan dicatat. Pertama kali transaksi akan dicatat dalam jurnal. Proses ini disebut dengan menjurnal. Kemudian secara periodik jurnal-jurnal tersebut akan ditransfer ke perkiraan yang sesuai dalam buku besar (ledger). Proses transfer ini disebut dengan posting (pemindahbukuan).  Kumpulan saldo dari buku besar yang disusun berdasarkan urutan perkiraan disebut dengan neraca saldo (trial balance). Neraca saldo disusun tiap akhir periode. Neraca saldo harus menunjukkan jumlah yang seimbang antara sisi debet dan sisi kredit. Apabila kondisi tersebut tidak terpenuhi, maka kemungkinan telah terjadi kesalahan dalam perhitungan atau kesalahan pada saat melakukan jurnal atau bisa juga pada saat melakukan posting.

AKUNTANSI

 A.         PENGERTIAN DAN KONSEP AKUNTANSI      
Akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang mengidentifikasi, mencatat dan memproses informasi mengenai aktivitas bisnis suatu entitas menjadi laporan keuangan, dan mengkomunikasikan hasil usaha perusahaan kepada para pengambil keputusan. Jadi akuntansi bukan hanya kegiatan pencatatan transaksi bisnis perusahaan saja. Pengertian akuntansi lebih luas dari sekedar pencatatan. Akuntansi juga meliputi kegiatan menganalisa dan menginterpertasi aktivitas ekonomi suatu perusahaan untuk kemudian dikomunikasikan kepada pengguna laporan akuntansi sehingga informasi tersebut dapat digunakan untuk pengambilan keputusan secara tepat. Secara singkat, tujuan utama akuntansi adalah menyajikan informasi ekonomi dari suatu kesatuan ekonomi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Informasi ekonomi tersebut disajikan dalam banyak ragam laporan akuntansi (accounting reports) yang dihasilkan oleh suatu sistem akuntansi. Salah satu jenis laporan yang utama adalah laporan keuangan (financial statement).

B.         PENGGUNA LAPORAN AKUNTANSI

Akuntansi bisa juga disebut sebagai bahasa bisnis, karena akuntansi bisa mengkomunikasikan informasi mengenai sebuah perusahaan kepada pengguna laporan akuntansi.

Pengguna laporan akuntansi dapat dibedakan menjadi dua kategori:
1.    Pengguna Intern
Pengguna intern adalah pengguna laporan akuntansi untuk mengelola usaha. Dalam hal ini adalah pihak manajemen. Manajemen pada seluruh tingkat menggunakan laporan akuntansi untuk perencanaan, pengendalian, dan evaluasi kegiatan perusahaan. Agar fungsi ini dapat berjalan dengan baik maka manajer memerlukan informasi yang mendalam dan tepat waktu. Biasanya bagian akuntansi akan menyediakan semacam laporan yang disebut dengan laporan intern. Salah satu isi dari laporan intern adalah perbandingan keuangan dari berbagai alternatif kegiatan operasi, proyeksi pendapatan yang dapat diperoleh oleh perusahaan dengan adanya kampanye penjualan, dan prediksi kebutuhan uang tunai tahun mendatang. Semua laporan mengenai posisi keuangan dan hasil yang dicapai atas sebuah kegiatan usaha secara keseluruhan harus disiapkan sehingga pihak manajemen dapat mengambil keputusan dengan tepat
2.    Pengguna Ekstern
Pengguna ekstern adalah pengguna laporan akuntansi dari pihak luar perusahaan yang berpotensi atau mempunyai kepentingan terhadap perusahaan secara langsung maupun tak langsung.
Pengguna ekstern yang mempunyai kepentingan langsung adalah:
§  investor (pemilik), yang membutuhkan informasi agar bisa mengambil keputusan untuk terus memiliki perusahaan, menambah investasi, atau melepaskan kepemilikannya
§  kreditur (pemasok dan bankir), untuk mengetahui risiko penjaminan kredit atau peminjaman uang.

Sedangkan pengguna ekstern yang mempunyai kepentingan tak langsung contohnya adalah :
§  petugas pajak (DJP), untuk mengetahui jumlah pajak yang harus dibayar perusahaan,
§  pembuat peraturan perundangan (Bapepam dan BEJ), untuk mengetahui apakah perusahaan sudah beroperasi sesuai dengan peraturan yang berlaku,
§  serikat pekerja, untuk mengetahui apakah keadaan keuangan perusahaan sudah mencukupi untuk menaikkan gaji,
§  pengamat ekonomi, untuk memprediksi perekonomian di masa datang.

C.         PROFESI PADA BIDANG AKUNTANSI                                   
Permintaan atas jasa akuntansi terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah, ukuran, dan kompleksitas perusahaan. Peraturan perundangan yang baru juga semakin mendorong perkembangan profesi ini.
Profesi akuntan dapat digolongkan menjadi :
1.    Akuntan Intern
Akuntan intern adalah akuntan yang bekerja di sebuah perusahaan baik perusahaan swasta maupun instansi pemerintah. Tugasnya mengerjakan pembukuan dan menyusun laporan keuangan. Kadang kala disebut juga akuntan manajemen. Hampir semua perusahaan baik swasta maupun instansi pemerintah mempekerjakan akuntan dan menempati posisi yang sangat penting. Di Indonesia belum ada persyaratan sertifikasi khusus bagi seorang akuntan untuk menjadi akuntan intern.
2.    Akuntan Publik
Akuntan publik adalah akuntan yang memberikan jasanya atas permintaan klien dan akan mendapatkan upah dari pekerjaan yang dilakukannya itu. Jasa yang diberikan antara lain jasa audit atas laporan keuangan yang disusun perusahaan. Akuntan ini bekerja secara independen. Akuntan publik tidak berperan dalam proses penyusunan laporan keuangan, tapi mulai bekerja setelah laporan keuangan disusun oleh perusahaan. Ia memberikan pendapat atas laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Di Indonesia diperlukan sertifikasi khusus untuk menjadi akuntan publik, yaitu sudah memiliki gelar akuntan dan memperoleh sertifikasi dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yaitu Bersertifikasi Akuntan Publik (BAP).
3.    Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah akuntan yang dapat digolongkan sebagai akuntan intern ataupun akuntan publik. Akuntan ini memberikan jasanya di bidang pendidikan di seluruh universitas di Indonesia.

D.         BIDANG AKUNTANSI                                                                         
Banyak sekali bidang yang sebenarnya dicakup dalam akuntansi. Dua bidang yang paling menonjol adalah (1) akuntansi keuangan, dan (2) akuntansi manajemen.
1.    Akuntansi Keuangan
Konsentrasi akuntansi keuangan adalah pada masalah pencatatan dan pelaporan dari data dan aktivitas ekonomi dari sebuah perusahaan. Walaupun informasi itu untuk kebutuhan manajemen, namun informasi yang diolah juga sangat diperlukan oleh pemilik perusahaan, kreditur, instansi pemerintah, dan masyarakat umum. Akuntansi keuangan di Indonesia dalam prakteknya harus mengikuti Standar Akuntansi Keuangan (SAK), yaitu serangkaian standar yang harus dipatuhi oleh semua akuntan yang melaksanakan penyusunan laporan keuangan. Standar ini dikeluarkan oleh IAI yang diperoleh dari standar akuntansi yang sudah berlaku umum dan dilaksanakan oleh akuntan di Indonesia. Dengan adanya SAK maka kita dapat dengan mudah membandingkan laporan keuangan antara perusahaan, karena semua perusahaan menggunakan standar yang sama.
2.    Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajeman sering disebut juga dengan akuntansi manajerial. Pada prakteknya akuntansi ini menggabungkan akuntansi keuangan dan estimasi data untuk mempermudah pihak manajemen dalam menjalankan kegiatan operasi harian dan dalam rangka perencanaan kegiatan operasi di masa yang akan datang. Konsentrasi dari akuntansi manajemen ini adalah tersedianya informasi yang relevan dan tepat waktu bagi manajemen dan untuk pelaporan. Lain dengan akuntansi keuangan, akuntansi manajemen tidak membatasi prakteknya dengan standar tertentu yang harus ditaati. Prinsip dasar dari akuntansi manajemen adalah mengumpulkan dan melaporkan informasi yang berguna bagi manajemen. Jadi laporan akuntansi manajemen sangat berbeda dengan akuntansi keuangan, baik dalam isi maupun laporannya.
Akuntansi manajemen meliputi akuntansi biaya, penganggaran, sistem informasi akuntansi, akuntansi pajak, dan audit internal.

E.         STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN                                                   
Seperti yang telah disebutkan bahwa semua praktek akuntansi di Indonesia harus menaati Standar Akuntansi Keuangan (SAK). SAK merupakan serangkaian konsep dan prinsip yang digunakan oleh akuntan dalam menyusun laporan keuangan. Selain itu juga ada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang mengatur standar yang harus digunakan oleh akuntan publik dalam memberikan jasa sebagai akuntan publik.
Standar ini dikeluarkan oleh Ikantan Akuntan Indonesia yang disusun dengan mengadopsi standar akuntansi keuangan negara yang sudah maju di bidang akuntansi, standar akuntansi internasional, atau praktek akuntansi yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Contohnya mengenai peraturan perpajakan dalam penyusunan SAK, IAI tidak dapat mengadopsi dari negara lain, tetapi harus berdasarkan peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.
Konsep Entitas Bisnis (business entity concept)
Konsep ini didasarkan pada identifikasi bahwa sebuah entitas bisnis/perusahaan dianggap sebagai individu unit ekonomi yang memberikan informasi yang diperlukan. Jika akuntan sudah mengidentifikasi sebuah usaha maka ia dapat memperhitungkan data dan aktivitas ekonomi yang dapat dianalisis, dicatat, dan diikhtisarkan untuk kemudian disusun menjadi sebuah laporan keuangan. Entitas ekonomi dapat berupa individu, organisasi nirlaba, atau perusahaan.
Pembahasan kita selanjutnya akan lebih memfokuskan pada perusahaan yang mencari keuntungan. Menurut bentuknya, perusahaan ini dapat dibedakan menjadi :
(1) perusahaan perseorangan, yaitu usaha yang dimiliki hanya oleh satu orang,
(2) persekutuan, yaitu usaha yang dimiliki oleh dua orang atau lebih, dan
(3) perseroan, yaitu badan hukum yang didirikan untuk melakukan suatu usaha.

Konsep Biaya (cost principle)
Konsep biaya adalah sebuah konsep dalam menentukan jumlah yang layak dimasukkan dalam pencatatan akuntansi untuk transaksi pembelian aktiva dan jasa. Sebagai contoh, jika sebuah tanah dibeli seharga Rp100.000.000,00, maka jumlah sebesar Rp100.000.000,00 tersebut harus dimasukkan dalam catatan akuntansi pembeli meskipun awalnya pihak penjual menawarkan tanah tersebut pada harga Rp115.000.000,00 dan pihak pembeli awalnya menawar sebesar Rp90.000.000,00. Bahkan seandainya beberapa hari setelah tanah tersebut dibeli, pihak pembeli mendapatkan penawaran untuk menjual tanah tersebut pada harga Rp120.000.000,00, maka tanah tersebut akan tetap dicatat sebesar harga perolehannya yaitu Rp100.000.000,00. Untuk bab-bab selanjutnya kita akan mengenal konsep ini sebagai konsep harga perolehan, konsep harga pokok, dan konsep biaya.
 
F.         TRANSAKSI BISNIS                                                                           
Transaksi bisnis dapat didefinisikan sebagai kejadian atau kondisi yang bernilai ekonomis yang langsung berpengaruh pada hasil kegiatan operasi perusahaan. Sebagai contoh pembayaran tagihan telepon sebesar Rp1.000.000,00 akan berpengaruh terhadap posisi keuangan perusahaan karena dengan adanya pembayaran tagihan ini maka uang kas perusahaan akan berkurang. Demikian juga bila perusahaan memperoleh pembayaran atas jasa yang sudah dilaksanakan, maka kejadian tersebut akan berpengaruh pada bertambahnya uang tunai perusahaan. Sementara itu, naiknya rating perusahaan tidak berpengaruh secara langsung pada posisi keuangan perusahaan.

AKTIVA, KEWAJIBAN, DAN MODAL                                                              
Aktiva (assets) adalah properti yang dimiliki sebuah usaha. Hak atau klaim terhadap properti tersebut biasanya dibagi menjadi 2 yaitu hak kreditor dan hak pemilik.  Hak kreditor menunjukkan hutang sebuah usaha, dan disebut dengan Kewajiban (liabilities). Sedangkan hak yang dimiliki oleh pemilik disebut dengan Modal/Ekuitas pemilik (owner’s equity).
Hubungan antara ketiganya dapat dinyatakan dalam sebuah persamaan yang disebut persamaan akuntansi, yaitu:
Aktiva = Kewajiban + Modal
Dalam persamaan akuntansi tersebut, Kewajiban biasa diletakkan terlebih dahulu dibandingkan dengan modal karena kreditor mempunyai hak yang pertama atas aktiva perusahaan dibandingkan pemilik.

Monday, 18 June 2012

Macam dan Jenis Perkiraan atau Akun dalam Akuntansi

Rumus Aktiva ---> Aktiva = Kewajiban + Modal
A. Harta / Aset / Aktiva

Harta adalah benda baik yang memiliki wujud maupun yang semu yang dimiliki oleh perusahaan. Klaim atas harta yang tidak berwujud disebut ekuitas / equities yang dapat mendatangkan manfaat di masa depan.

1. Harta Lancar / Aktiva Lancar / Current Assets
Harta lancar adalah harta yang berbentuk uang tunai maupun aktiva lainnya yang dapat ditukarkan dengan uang tunai dalam jangka satu tahun.
Contoh : piutang dagang, biaya atau beban dibayar di muka, surat berharga, kas, emas batangan, persediaan barang dagang, pendapatan yang akan diterima, dan lain sebagainya.

2. Harta Investasi / Aktiva Ivestasi / Investment Assets
Harta Investasi adalah harta yang diinvestasikan pada produk-produk investasi untuk mendapatkan keuntungan.
Contoh : Reksadana, saham, obligasi, dan lain-lain.

3. Harta Tak Berwujud / Intangible Assets
Aset tak berwujud adalah harta yang tidak memiliki bentuk tetapi sah dimiliki perusahaan dan dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
Contoh : Merk dagang, hak paten, hak cipta, hak pengusahaan hutan / hph, franchise, goodwill, dan lain sebagainya.

4. Harta Tetap / Aktiva Tetap / Fixed Assets
Harta tetap adalah harta yang menunjang kegiatan operasional perusahaan yang sifatnya permanen kepemilikannya.
Contoh : Gedung, mobil, mesin, peralatan dan perlengapan kantor, dan lain-lain.

5. Harta Lainnya / Other Assets
Harta lain adalah perkiraan atau akun yang tidak dapat dikategorikan pada harta atau aset di atas baik dalam bentuk aset tetap, aset investasi, aset tak berwujud dan aset lancar.
Contoh : Mesin rusak, uang jaminan, harta yang masih dalam proses kepengurusan yang sah, dan lain-lain.

B. Kewajiban / Hutang / Pasiva / Liabilities

Hutang adalah kewajiban perusahaan pada pihak ketiga untuk melakukan sesuatu yang pada umumnya dalah pembayaran uang, penyerahan barang maupun jasa pada waktu-waktu tertentu.

1. Hutang Lancar / Kewajiban Lancar / Current Liabilities
Hutang lancar adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam tempo satu tahun.
Contoh : hutang dagang, beban yang harus dibayar, hutang dagang, hutang pajak, pendapatan diterima di muka, dan lain sebagainya.

2. Hutang Jangka Panjang / Long-Term Liabilities
Hutang jangka panjang adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari setahun.
Contoh : Hutang hipotek, hutang obligasi yang jatuh tempo lebih dari setahun, hutang pinjaman jangka panjang, dan lain sebagainya.

3. Hutang lain-lain / Other Payable
Perkiraan atau akun ini digunakan untuk mencatat hutang lain yang tidak termasuk pada hutang lancar dan hutang jangka panjang.
Contoh : uang jaminan, hutang pada pemegang saham, dan lain sebagainya.

C. Modal / Capital

Modal adalah hak milik atas kekayaan dan harta perusahaan yang berbentuk hutang tak terbatas suatu perusahaan kepada pemilik modal hingga jangka waktu yang tidak terbatas. Rumus modal adalah harta atau aset dikurangi dengan kewajiban atau hutang.
Contoh Modal : modal disetor, prive, modal komanditer, laba ditahan, agio saham, saham preferen & biasa, simpanan-simpanan, sisa hasil usaha atau shu, dan lain sebagainya.