Thursday 2 January 2014

METODE HARGA POKOK PROSES

A.    Karakteristik Metode Harga Pokok Proses

Karakteristik utama dari harga pokok proses adalah:
1.      Laporan harga pokok produksi digunakan untuk mengumpulkan, meringkas, dan menghitung harga pokok baik total maupun satuan atau per unit. Apabila produk diolah melalui beberapa tahap atau departemen, laporan harga pokok disusun setiap departemen dimana produk diolah.
2.      Biaya produksi periode tertentu dibebankan kepada produk melalui rekening barang dalam proses yang diselenggarakan untuk setiap elemen biaya.
3.      Produksi dikumpulkan dan dilaporkan untuk satuan waktu tertentu.
4.      Produksi ekuivalen digunakan untuk menghitung harga pokok persatuan. Produksi ekuivalen adalah tingkatan atau jumlah produksi dimana pengolahan produk dinyatakan dalam ukuran produk selesai.
5.      Untuk menghitung harga pokok persatuan setiap elemen biaya produksi tertentu tersebut dibagi dengan produksi ekuivalen untuk elemen yang bersangkutan.
6.      Harga pokok yang diperhitungkan untuk mengetahui elemen-elemen yang menikmati biaya yang dibebankan, berapa yang dinikmati produk selesai dari departemen tertentu atau pengolahan yang dipindahkan ke gudang atau ke departemen berikutnya dan berapa harga pokok produk dalam proses akhir.

B.     Sistem Pembebanan Biaya pada Metode Harga Pokok Proses

Dalam metode harga pokok pesanan, pembebanan biaya dapat menggunakan sistem sebagai berikut:
1.      Semua elemen biaya dibebankan berdasarkan biaya sesungguhnya terjadi.
Untuk pembahasan selanjutnya sistem ini yang dipakai sebagai dasar pembahasan.
2.      Biaya bahan dan biaya tenaga kerja dibebankan berdasarkan biaya sesungguhnya yang terjadi, akan tetapi untuk biaya overhead bibebankan atas dasar tarif yang ditentukan dimuka (seperti pada metode harga pokok pesanan). Metode ini dipakai jika kondisi di perusahaan adalah:
a.       Perusahaan menghasilkan beberapa jenis produk.
b.      Produksi tidak stabil dari waktu ke waktu.
c.       Elemen biaya overhead merupakan elemen biaya yang relative tinggi.
3.      Semua elemen biaya dibebankan pada produk atas dasar harga pokok ditentukan dimuka. Metode ini baik terutama untuk perencanaan, pengambilan keputusan, dan pengendalian biaya.

C.    Penggolongan Biaya dan Jurnal Akuntansi Pada Metode Harga Pokok Proses

Dalam metode harga pokok proses, biaya produksi digolongkan menjadi:
1.      Biaya Bahan
Dalam metode harga pokok pesanan tidak diadakan pemisahan antara bahan baku dan bahan penolong, hal ini disebabkan produk yang dihasilkan bersifat homogin dan bentuknya standar,  Sehingga setiap satuan produk yang sama menikmati bahan yang relatif sama.
Kartu buku besar pembantu persediaan dibuat untuk setiap jenis bahan, permintaan oleh setiap departemen yang menggunakan bahan digunakan dokumen Bon Permintaan Bahan dan pemakaian bahan di dalam produksi oleh setiap departemen harus dibuatkan Laporan Pemakaian Bahan yang akan dipakai dasar menyusun Laporan Harga Pokok Produksi.
Jurnal yang digunakan untuk pemakaian bahan adalah:

            Barang Dalam Proses – Biaya Bahan                         xx
                        Persediaan Bahan                                                        xx

2.      Biaya Tenaga Kerja
Dalam metode harga pokok pesanan tidak dipisahkan antara biaya tenaga kerja langsung dengan biaaya tenaga kerja tak langsung. Berdasarkan Daftar gaji dan Upah, maka dibuat jurnal sebagai berikut:

            Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja  xx
                        Biaya Gaji dan Upah                                      xx

Apabila produk diolah melalui beberapa departemen, semua biaya tenaga kerja pada departemen produksi digolongkan sebagai biaya tenaga kerja, sedangkan biaya tenaga kerja departemen pembantu diperlakukan sebagai elemen biaya overhead pabrik.
3.      Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik pada metode harga pokok proses adalah semua biaya produksi didepartemen produksi selain biaya bahan dan biaya tenaga kerja, ditambah biaya yang terjadi di departemen pembantu.
Jika biaya overhead terjadi, maka dilakukan jurnal sebagai berikut:

            Biaya Overhead Pabrik                                               xx
                        Kas                                                                  xx
                        Persediaan Supplies Pabrik                             xx
                        Persediaan Suku Cadang                                xx
                        Persekot Biaya                                                            xx
                        Akumulasi Penyusutan                                               xx
                        Hutang Biaya                                                  xx

Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk dibuat jurnal sebagai berikut:

            Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik         xx
                        Biaya Overhead Pabrik                                               xx

D.  Penerapan Pencatatan Akuntansi Pada metode Harga Pokok prose

1.  Pengolahan Produk Dalam Satu tahap/departemen (tanpa ada produk hilang dalam Proses)

2. Pengolahan Produk lebih dari Satu tahap/departemen (ada produk hilang dalam Proses)

Ada dua metode perlakuan produk hilang didalam proses, yaitu:

a.       Produk hilang dianggap terjadi awal proses

Apabila produk hilang dianggap terjadi pada awal proses karakteristik pengaruhnya terhadap perhitungan harga pokok sebagai berikut:

  1. Produk hilang awal proses dianggap tidak menikmati biaya produksi pada departemen atau tahap dimana produk hilang.
  2. Dalam perhitungan produksi ekuivalen, produk hilang awal proses tidak dimasukkan ekuivalen produksi.
  3. Produk hilang awal proses tidak dibebani harga pokok.
  4. Produk hilang awal proses yang terjadi pada departemen lanjutan mengakibatkan harus dilakukan penyesuaian harga pokoksatuan yang diterima dari departemen sebelumnya, oleh karena pemikul biaya jumlahnya berkurang dan jumlah total biaya sama maka harga pokok satuan dari departemen sebelumnya menjadi lebih besar.


b. Produk hilang dianggap terjadi akhir prose

Apabila produk hilang dianggap terjadi pada akhir proses, karakteristik pengaruhnya terhadap perhitungan harga pokok sebagai berikut:

(1)   Produk hilang awal proses dianggap telah menikmati biaya produksi pada departemen atau tahap dimana produk hilang.

(2)   Dalam perhitungan produksi ekuivalen, produk hilang awal proses dimasukkan ekuivalen produksi.

(3)   Produk hilang akhir proses diperhitungkan harga pokok, harga pokok pokok produk hilang tersebut dibebankan kepada produk selesai yang dipindahkan ke departemen berikutnya atau ke gudang produk selesai.

(4)   Dengan pembebanan harga pokok produk hilang akhir proses kepada harga pokok produk selesai, mengakibatkan jumlah total harga pokok prodk selesai menjadi lebih besar, oleh karena pemikul harga pokok jumlahnya tidak bertambah yaitu sebesar produk selesai maka harga pokok satuan yang dipindahkan ke gudang produk selesai atau ke departemen berikutnya ikut bertambah.

2. Pengolahan Produk lebih dari Satu tahap/departemen (ada produk  dalam Proses dalam awal periode)

Produk dalam proses pada awal periode berasal dari produk dalam proses pada akhir periode sebelumnya dan telah menikmati harga pokok pada periode sebelumnya sesuai dengan departemen di mana produk masih dalam proses. Apabila produk dalam proses awal berada dalam departemen pertama harga pokok yang telah dinikmati meliputi biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik departemen pertama. Sedangkan barang dalam proses pada departemen lanjutan telah menikmati harga pokok dari departemen sebelumnya ditambah harga pokok yang telah dinikmati pada departemen lanjutan tersebut.

Untuk menentukan besarnya harga pokok, perlakuan harga pokok produk dalam proses awal periode dapat dipakai tiga metode, yaitu:

(a)    Metode harga pokok rata-rata

Perlakuan produk dalam proses awal dengan metode harga pokok rata-rata memiliki karakteristik sebagai berikut:

(1)   Setiap elemen harga pokok produk dalamproses awal digabungkan dengan elemen biaya yang terjadi dalam periode yang bersangkutan.

(2)   Oleh karena setiap elemen haraga pokok produk dalam proses digabungkan dengan biaya periode yang bersangkutan, harga pokok produk dalam proses awal harus dipecah kembali ke dalam setiap elemen biaya.

(3)   Besarnya produksi ekuivalen dapat dihitung sebesar jumlah produk selesai ditambah jumlah produk dalam proses akhir.

(4)   Besarnya harag pokok satuan untuk setiap elemen biaya dihitung dengan cara membagi jumlah total elemen biaya yang bersangkutan setelah digabung jumlah produksi ekuivalen dari elemen biaya yang bersangkutan.

(5)   Tidak dibedakan asal dari produk selesai dan produk dalam proses akhir apakah dari produk dalamproses awal atau dari produk yang baru dimasukkan dalam proses.

(b)   Metode harga pokok pertama masuk pertama keluar

Perlakuan produk dalam proses awal dengan metode harga pokok pertama masuk pertama keluar memiliki karakteristik sebagai berikut:

(1)   Proses produksi dianggap untuk menyelesaikan produk dalam proses awal menjadi produk selesai, baru kemudian untuk mengolah produk yang baru masuk proses yang sebagian akan menjadi bagian produk selesai yang disebut current production dan sisanya merupakan produk dalam proses akhir periode.

(2)   Setiap elemen harga pokok produk dalam proses awal tidak digabungkan degan elemen biaya yang terjadi dalam periode yang bersangkutan.

(3)   Harga pokok produk dalam proses pada awal periode tidak perlu dipecah kebali menurut elemennya ke dalam setiap elemen biaya.

(4)   Besarnya produksi ekuivalen adalah sebesar jumlah produk dalam proses awal dikalikan tingkat penyelesaian yang masih diperlukan untuk menyelesaikan menjadi produk selesai, ditambah produksi current atau produk yang baru masuk proses produksi tersebut dan dapat diselesaikan pada periode itu juga, ditambah produk dalam proses akhir dikalikan tingkat penyelesaian yang sudah dinikmati.

(5)   Besarnya harga pokok persatuan setiap elemen biaya dihitung sebesar elemen biaya yang terjadi pada periode yang bersangkutan dibagi jumlah produksi ekuivalen dari elemen biaya yang bersangkutan.

(6)   Harga pokok produk selesai dipisahkan menjadi dau golongan, pertama,produk selesai yang berasal dari produk dalam proses awal, kedua, produk selesai yang berasal dari produksi current.

(c)    Metode harga pokok terakhir masuk pertama keluar

Perlakuan produk dalam proses awal dengan metode harga pokok tearakhir masuk pertama keluar memiliki karakteristik sebagai berikut:

(1)   Proses produksi dianggap untuk menyelesaikan produk yang baru masuk pada periode yang bersangkutan, apabila semua produk yang baru masuk proses sudah dapat diselesaikan kemudian untuk mengolah produk dalam proses awal. Apabila produk yang baru masuk belum dapat diselesaikan secara keseluruhan berarti terdapat kenaikan jumlah produk dalam proses pada akhir periode, maka harga pokok produk awal periode akan diserap oleh harga pokok produk dalam proses akhir periode.

(2)   Setiap elemen harga pokok produk dalam proses awal periode tidak perlu digabungkan dengan setiap elemen biaya yang terjadi pada periode bersangkutan.

(3)   Besarnya harga pokok persatuan setiap elemen biaya dihitung dengan cara membagi elemen biaya tertentu yang terjadi pada periode yang bersangkutan dengan produksi ekuivalen biaya yang bersangkutan.

(4)   Dibedakan asal darri produk selesai atau produk dalam proses akhir dari produk yang baru masuk proses dengan yang berasal dari produk dalam proses awal.

METODE HARGA POKOK PESANAN

A.    Metode Pengumpulan Harga Pokok

Metode pengumpulan harga pokok dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1.      Metode harga pokok pesanan
Metode harga pokok pesanan adalah metode pengumpulan harga pokok produk di mana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan. Pengolahan produk akan dimulai setelah datangnya ada pesanan
2.      Metode harga pokok proses
Metode harga pokok proses adalah metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu. Pada metode harga pokok proses perusahaan menghasilkan produk yang homogin, bentuk produk bersifat standar, dan tidak tergantung spesifikasi yang diminta oleh pembeli.

B.     Karakteristik Harga Pokok Pesanan

Pada perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan memiliki karakteristik, sebagai berikut:
1.      Tujuan produksi perusahaan untuk melayani pesanan pembeli yang bentuknya tergantung pada spesifikasi pemesan
2.      Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan dengan tujuan dapat dihitung harga pokok pesanan dengan relatif teliti dan adil. Dihubungkan dengan sistem akuntansi biaya yang digunakan untuk membebankan harga pokok kepada produk, metode harga pokok pesanan menggunakan:
a.       Sistem harga pokok historis digunakan untuk biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung , sedangkan untuk biaya overhead pabrik menggunakan tarif biaya yang ditentukan dimuka.
b.      Dalam metode harga pokok pesanan, dapat juga menggunakan Sistem harga pokok yang ditentukan dimuka untuk seluruh elemen biaya.
c.       Jumlah total harga pokok untuk pesanan tertentu dihitung pada saat pesanan selesai, dengan menjumlahkan seluruh biaya yang dibebankan kepada pesanan yang bersangkutan. Harga pokok satuan dihitung dengan cara membagi jumlah total harga pokok pesanan dengan jumlah satuan produk pesanan.

C.    Aliran Kegiatan Perusahaan Manufaktur

Aliran harga pokok produk menunjukkan aliran biaya produksi dalam rangka kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang selanjutnya dijual, oleh karena itu aliran harga pokok produk akan dipengaruhi aliran kegiatan.
Aliran kegiatan perusahaan manufaktur secara umum terdiri dari:
1.      Pengadaan
Pengadaan adalah kegiatan untuk memperoleh atau mengadakan barang dan jasa yang akan dikonsumsi dalam kegiatan produksi, dapat dikelompokkan menjadi:
a.       Pembelian, penerimaan, dan penyimpanan bahan baku, bahan penolong, supplies pabrik, dan elemen lainnya yang akan dikonsumsi dalam kegiatan produksi
b.      Perolehan jasa dari tenaga kerja langsung, tenaga kerja tak langsung dan jasa lainnya yang akan dikonsumsi dalam kegiatan produksi.
2.      Produksi
Produksi adalah kegiatan pengolah bahan baku menjadi produk selesai. Pada kegiatan tersebut akan dikonsumsi bahan baku, tenaga kerja langsung, barang dan jasa lainnya yang dikelompokkan dalam overhead pabrik.
3.      Penyimpanan produk selesai
Produk yang telah selesai diproduksi dari pabrik akan dipindahkan ke dalam gudang produk selesai menunggu saat dijual atau diserahkan kepada pemesan.
4.      Penjualan produk selesai.
Produk yang sudah laku dijual akan dikeluarkan dari gudang produk selesai untuk dikirim kepada pembeli, dan perusahaan dapat membebani rekening langganan atau pembeli.

D.    Prosedur Akuntansi Biaya pada metode Harga Pokok Pesanan

Prosedur akuntansi biaya pada metode harga pokok pesanan dapat dikelompokkan menjadi:
1.      Prosedur akuntansi biaya bahan dan supplies.
2.      Prosedur akuntansi biaya tenaga kerja.
3.      Prosedur akuntansi biaya overhead pabrik.
4.      Prosedur akuntansi produk selesai dan produk dalam proses akhir periode
5.      Prosedur akuntansi penjualan dan penyerahan produk kepada pemesan.
Berikut ini akan dibahas per prosedur, sesuai dengan urutan yang telah disebutkan diatas.

1.      Prosedur akuntansi biaya bahan dan supplies

Prosedur akuntansi biaya bahan dan supplies meliputi prosedur pembelian sampai dengan pemakaian bahan dan supplies di dalam pabrik. Secara ringkas prosedur akuntansi bahan dan supplies dapat digambarkan sebagai berikut:.

Transaksi dan Dokumen Dasar
Jurnal Transaksi
Buku Besar Pembantu
Pembelian Bahan dan Supplies:
   Faktur Pembelian
   BuktiPenerimaan Barang
   Pesanan Pembelian

Pengembalian Pembelian:
   Debit Memorandum
   Laporan Pengiriman
Pengembalian Pembelian

Persediaan Bahan Baku        xx
Persediaan Bahan Penolong   xx
Persediaan Supplies Pabrik    xx
          Hutang Dagang                        xx


Hutang Dagang                      xx
          Persediaan Bahan Baku         xx
          Persediaan Bahan Penolong    xx
          Persediaan Supplies Pabrik     xx
Kartu Persediaan:
   Bahan Baku
   Bahan Penolong
   Supplies Pabrik


Kartu Persediaan:
   Bahan Baku
   Bahan Penolong
   Supplies Pabrik

Potongan Tunai Pembelian:
  Bukti Kas Keluar
Hutang Dagang                      xx
          Persediaan Bahan Baku         xx
          Persediaan Bahan Penolong    xx
          Persediaan Supplies Pabrik     xx
          Kas                                         xx
Atau:
Hutang Dagang                      xx
          Penghasilan Lain-Lain           xx
          Kas                                         xx

Kartu Persediaan:
   Bahan Baku
   Bahan Penolong
   Supplies Pabrik

Pemakaian Bahan Baku:
  Bon Permintaan Bahan
Barang Dalam Proses- B. Bhn Baku xx
          Persediaan Bahan Baku               xx
Kartu Persediaan:
   Bahan Baku
   Kartu Harga Pokok Pesanan
Pemakaian Bahan Penolong:
  Bon Permintaan Bahan


Pemakaian Supplies Pabrik:
   Bon Permintaan Bahan
Biaya Overhead P Sesungguhnya     xx
           Persediaan Bahan Penolong        xx



Biaya Overhead P Sesungguhnya     xx
          Persediaan Supplies Pabrik          xx
Kartu Persediaan:
    Bahan Penolong
Kartu Biaya:
     Overhead Pabrik

Kartu Persediaan:
     Supplies Pabrik
Kartu Biaya:
     Overhead Pabrik
Pengembalian Bahan Baku dari Pabrik ke Gudang Bahan
Persediaan Bahan Baku                   xx
         Barang Dalam Proses-
         Biaya Bahan Baku                       xx
Kartu Persediaan:
    Bahan Baku
Kartu Harga Pokok Pesanan

2.      Prosedur akuntansi biaya tenaga kerja.

Prosedur akuntansi biaya tenaga kerja meliputi prosedur terjadinya gaji dan upah, pembayaran gaji dan upah, dan distribusi gaji dan upah untuk semua karyawan perusahaan baik produksi maupun bagian non produksi. Secara ringkas prosedur akuntansi biaya tenaga kerja adalah sebagai berikut:
     
Transaksi dan Dokumen Dasar
Jurnal Transaksi
Buku Besar Pembantu
Penentuan Gaji dan Upah:
   Daftar Hadir
   Kartu Jam Kerja
   Daftar Gaji dan Upah
Biaya Gaji dan Upah                xx
          Hutang Pajak Pendapatan          xx
          Hutang Dana Pensiun                xx
          Hutang Astek                             xx
          Hutang Asuransi Hari Tua         xx
          Piutang Karyawan                     xx
          Hutang Gaji dan Upah               xx

Pembayaran Gaji dan Upah:
   Bukti Kas Keluar
Hutang Gaji dan Upah             xx
          Kas                                            xx

Distribusi Gaji dan Upah:
   Perintah Jurnal
Barang Dalam Proses- B TKL  xx
BOP Sesungguhnya                  xx
Biaya Pemasaran                      xx
Biaya Administrasi dan Umum xx
          Biaya Gaji dan Upah                xx
Kartu Harga Pokok Pesanan dan Kartu Biaya Overhead Pabrik
Pemasaran
Administrasi dan Umum
Beban atas Gaji dan Upah:
   Daftar Sumbangan atas    
   Gaji dan Upah
BOP Sesungguhnya                  xx
Biaya Pemasaran                      xx
Biaya Administrasi dan Umum xx
          Hutang Pajak Pendapatan          xx
          Hutang Dana Pensiun                xx
          Hutang Astek                             xx
          Hutang Asuransi Hari Tua         xx

Karu Biaya:
   Overhead Pabrik
   Pemasaran
   Administrasi dan   
   Umum
Penyetoran atas Potongan dan beban Gaji dan upah:
    Bukti Kas Keluar
Hutang Pajak Pendapatan          xx
Hutang Dana Pensiun                xx
Hutang Astek                             xx
Hutang Asuransi Hari Tua         xx
           Kas                                          xx


3.      Prosedur akuntansi biaya overhead pabrik

Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang paling komplek.untuk keadilan dan ketelitian pembebanan harus digunakan tarif biaya overhead pabrik yang ditentukan dimuka.
Apabila tarif biaya overhead pabrik sudah ditentukan, prosedur akuntansi biaya overhead pabrik sebagai berikut:
a.       Prosedur pembebanan biaya overhead pabrik pada pesanan
Atas dasar perintah jurnal, maka dibuat jurnal pembebanan BOP dan dimasukkan ke dalam Kartu Harga Pokok Pesanan.

            Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik         xx
                        Biaya Overhead Pabrik Dibebankan                           xx

b.      Prosedur akuntansi pengumpulan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya
Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dalam periode yang bersangkutan ditampung dalam rekening Biaya Overhead Sesungguhnya dan dimasukkan ke dalam Kartu Pembantu Biaya Overhead Pabrik. Berikut ini dibahas  jurnal untuk setiap elemen:
(1)   Biaya Bahan Penolong (secara detail telah dibahas di prosedur akuntansi biaya Bahan). Jurnal untuk pemakaian bahan penolong sbb:

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya                       xx
            Persediaan Bahan Penolong                                        xx

(2)   Biaya tenaga Kerja Tak Langsung (secara detail telah dibahas di prosedur akuntansi biaya tenaga kerja). Atas dasar Daftar Gaji dan Upah, maka jurnal untuk biaya tenaga kerja tak langsung sbb:

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya                       xx
                  Biaya Gaji dan Upah                                                  xx

Jika Pajak, dan asuransi menjadi tanggungan perusahaan, maka jurnalnya:

                                    Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya                         xx
                                                 Hutang Pajak Pendapatan                                           xx
                                                 Hutang Dana Pensiun                                                 xx
                                                 Hutang Astek                                                                          xx
                                                 Hutang Asuransi Hari Tua                                                      xx

(3)   Biaya Penyusutan dan Amortisasi Aktiva Tetap Pabrik
Jurnal untuk penyusutan dan amortisasi aktiva pabrik adalah:

      Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya                       xx
                  Akumulasi Peyusutan Mesin                                       xx
                  Akumulasi Penyusutan Bangunan                              xx
                  Akumulasi Penyusutan Peralatan                                xx
                  Amortisasi Hak Paten                                                 xx

(4)   Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Aktiva Tetap Pabrik
Biaya reparasi dan pemeliharaan timbul karena pembelian suku cadang atau pembelian jasa reparasi.
Jika terjadi pembelian suku cadang, maka jurnalnya sbb:

      Persediaan Suku Cadang                                            xx
                  Hutang Dagang/ Kas                                                  xx

Jika terjadi pemakaian suku cadang, mak jurnalnya sbb:

      Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya                       xx
                  Persediaan Suku Cadang                                            xx

Jika terjadi pembayaran jasa atas servis yang diterima perusahaan, maka jurnalnya adalah:

      Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya                       xx
                  Kas                                                                              xx

(5)   Biaya Listrik dan Air untuk Pabrik
Jurnal untuk pemakaian listrik dan air untuk pabrik sbb:

      Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya                       xx
                  Kas/ Hutang Biaya                                                      xx

(6)   Biaya Asuransi Pabrik
Jurnal pada saat pembayaran persekot asuransi sbb:

      Persekot Asuransi                                                       xx
                  Kas                                                                              xx

Jurnal pada saat pengakuan biaya:

      Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya                       xx
                  Persekot Asuransi                                                       xx

c.       Prosedur akuntansi perhitungan dan perlakuan selisih biaya overhead pabrik
Pada akhir periode akuntansi akan dihitung besarnya selisih biaya BOP sesungguhnya dengan BOP yang dibebankan. Berikut ini jurnal yang biasanya dibuat di perusahaan:
(1)   Jurnal menutup biaya overhead pabrik dibebankan ke biaya overhead pabrik sesungguhnya.

Biaya Overhead Pabrik Dibebankan                           xx
            Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya                       xx

(2)   Jurnal untuk menutup biaya overhead pabrik sesungguhnya dan menghitung selisih
Apabila BOP sesungguhnya lebih besar dibandingkan BOP dibebankan, maka jurnalnya sbb:

      Selisih Biaya Overhead Pabrik                                   xx
                  BOP Sesungguhnya                                                    xx

Apabila BOP sesungguhnya lebih kecil dibandingkan BOP dibebankan, maka jurnalnya sbb:

      BOP Sesungguhnya                                                    xx
                  Selisih Biaya Overhead Pabrik                                   xx

(3)   Salah satu perlakuan yaitu masuk ke rekening Rugi laba
Jika terdapat selisih tidak mengguntungkan, maka jurnal sbb:

      Rugi-Laba                                                                   xx
                  Selisih Biaya Overhead Pabrik                                   xx

Jika terdapat selisih menguntungkan, maka jurnalnya yang dibuat adalah:

      Selisih Biaya Overhead Pabrik                                   xx
                  Rugi-Laba                                                                   xx

4.      Prosedur akuntansi produk selesai dan produk dalam proses akhir periode
Jika pesanan telah selesai di produksi, maka jurnal yang dibuat sbb:

      Persediaan Produk Selesai                                                      xx
                  Barang Dalam Proses- Biaya Bahan Baku                              xx
                  Barang Dalam Proses- Biaya Tenaga Kerja Langsung           xx
                  Barang Dalam Proses- Biaya Overhead Pabrik                      xx

Jika pada akhir periode masih ada pesanan yang belum selesai, maka jurnalnya adalah:

      Persediaan Produk dalam Proses                                            xx
                  Barang Dalam Proses- Biaya Bahan Baku                              xx
                  Barang Dalam Proses- Biaya Tenaga Kerja Langsung           xx
                  Barang Dalam Proses- Biaya Overhead Pabrik                      xx

5.      Prosedur akuntansi penjualan dan penyerahan produk kepada pemesan.
Berdasarkan faktur penjualan, maka jurnal penjualan barang adalah:
                 
      Piutang Dagang/ Kas                                                              xx
                  Penjualan                                                                                 xx

      Harga Pokok Penjualan                                                           xx
                  Persediaan Produk Selesai                                                      xx

 E.   Perlakuan Sisa Bahan, Produk Rusak, Produk cacat pada Metode Harga Pokok Pesanan

Dalam pengolahan produk untuk melayani pesanan, kemungkinan timbul sisa bahan, produk rusak, maupun produk cacat.Bagi manajemen masalahnya adalah bagaimana dapat menekan timbulnya sisa bahan, produk cacat dan produk rusak serendah mungkin. Berkut ini dibahas tentang masalah perlakuan akuntansi untuk masing-masing:
1.      Sisa Bahan
Dalam perusahaan manufaktur dapat timbul sisa bahan dari proses pengolahan produk, yang disebut sisa bahan. Sisa bahan adalah bahan yang tersisa atau bahan yang rusak di dalam proses pengolahan produk atau penyimpanan dan tidak dapat digunakan kembali dalam perusahaan.
Sisa bahan dapat dikelompokkan menjadi dua:
a.       Sisa bahan yang tidak laku dijual
(1)   Apabila sisa bahan terjadinya karena pengerjaan pesanan tertentu, biaya pembuangan atau pemusnahan sisa bahan dapat digunakan untuk menambah elemen biaya bahan baku pesanan yang bersangkutan. Jurnal yang digunakan untuk mencatat biaya pemusnahan sisa bahan adalah:

Barang Dalam Proses – Biaya Bahan          xx
         Kas                                                                  xx

(2)   Apabila sisa bahan secara normal terjadinya dalam perusahaan, biaya tersebut dapat diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik sesungguhnya.Jurnal yang digunakan untuk mencatat biaya pemusnahan sisa bahan adalah:

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya        xx
         Kas                                                                  xx

b.      Sisa bahan yang laku dijual
(1)   Apabila timbulnya sisa bahan disebabkan karena pengolahan pesanan tertentu, hasil sisa bahan diperlakukan sebagai pengurang biaya bahan baku atau pengurang biaya keseluruhan biaya produksi pesanan yang bersangkutan. Jurnal yang digunakan untuk mencatat penjualan sisa bahan adalah:

Kas                                                               xx
         Barang Dalam Proses – Biaya Bahan             xx

(2)   Apabila timbulnya sisa bahan sifanya normal di dalam suatu perusahaan, perlakuan hasil penjualan dapat digunakan cara sbb:
(a)    Hasil penjualan sisa bahan diperlakukan sebagai pengurang biaya overhead pabrik yang sesungguhnya. Jurnal yang digunakan untuk mencatat penjualan sisa bahan adalah:

Kas                                                      xx
            Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya           xx


(b)   Hasil penjualan sisa bahan diperlakukan sebagai penghasilan lain-lain.Jurnal yang digunakan untuk mencatat penjualan sisa bahan adalah:

Kas                                                      xx
            Penghasilan Lain – Lain                      xx

2.      Produk Rusak
Produk rusak adalah produk dihasilkan dalam kondisi rusak atau tidak memenuhi ukuran mutu yang sudah ditentukan dan tidak ekonomis untuk diperbaiki menjadi produk yang baik, meskipun mungkin secara tehnik dapat diperbaiki menjadi produk yang baik. Produk yang rusak dapat digolongkan menjadi dua:
a.       Produk rusak yang tidak laku dijual
Perlakuan produk yang rusak tergantung penyebab timbulnya produk rusak:
(1)   Apabila produk rusak disebabkan sulitnya pengerjaan pesanan tertentu, maka harga pokok produk yang rusak dibebankan pada pesanan yang menimbulkan produk rusak, sehingga harga pokok produksi per unit produk menjadi lebih besar. Akan tetapi tidak ada tambahan jurnal yang harus dicatat.
(2)   Apabila produk yang rusak terjadinya bersifat normal dalam suatu perusahaan,maka harga pokok produk rusak diperlakukan sebagai elemen biaya overhead sesungguhnya. Jurnal yang harus dicatat adalah:

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya                 xx
      Barang Dalam Proses – Biaya Bahan                         xx
      Barang Dalam Proses – B. Tenaga Kerja Langsung   xx
      Barang dalam Proses – BOP                                       xx                               
(3)   Apabila produk rusak karena kesalahan atau kurangnya pengawasan, maka harga pokok produk yang rusak diperlakukan sebagai Rugi produk yang rusak. Jurnal yang harus dicacat adalah:

Rugi Produk Rusak                                               xx
      Barang Dalam Proses – Biaya Bahan                         xx
      Barang Dalam Proses – B. Tenaga Kerja Langsung   xx
      Barang dalam Proses – BOP                                       xx

b.      Produk rusak yang laku dijual
Perlakuan akuntansi untuk produk rusak yang laku dijual:
(1)   Apabila produk rusak yang disebabkan sulitnya pengerjaan pesanan tertentu, rugi atas penjualan produk yang rusak akan dibebankan pada pesanan yang bersangkutan. Karena sebagian pesanan akan mengalami rusak, dalam pengolahan pesanan harus dimasukkan jumlah yang lebih besar dibanding dengan jumlah yang dipesan. Jurnal yang dicatat pada saat penjualan produk rusak:

Kas                                                                        xx
      Barang Dalam Proses – Biaya Bahan                         xx
      Barang Dalam Proses – B. Tenaga Kerja Langsung   xx
      Barang dalam Proses – BOP                                       xx

(2)   Apabila timbulnya produk rusak bersifat normal di dalam suatu perusahaan, rugi produk yang rusak diperlakukan sebagai elemen biaya overhead pabrik sesungguhnya.Jurnal yang dicatat pada saat penjualan produk rusak:

Kas                                                                        xx
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya                 xx
      Barang Dalam Proses – Biaya Bahan                         xx
      Barang Dalam Proses – B. Tenaga Kerja Langsung   xx
      Barang dalam Proses – BOP                                       xx

(3)   Apabila timbulnya produk yang rusak karena kesalahan atau kurangnya pengawasan produksi, rugi produk yang rusak diperlakukan sebagai Rugi produk yang rusak. Jurnal yang dicatat pada saat penjualan produk rusak:

Kas                                                                        xx
Rugi Produk Rusak                                               xx
      Barang Dalam Proses – Biaya Bahan                         xx
      Barang Dalam Proses – B. Tenaga Kerja Langsung   xx
      Barang dalam Proses – BOP                                       xx

3.      Produk cacat
Produk cacat adalah produk dihasilkan yang kondisinya rusak atau tidak memenuhi ukuran mutu yang sudah ditentukan, akan tetapi produk tersebut masih dapat diperbaiki secara ekonomis menjadi produk yang baik. Perlakuan akuntansi untuk produk yang cacat:
(1)   biaya perbaikan produk cacat diperlakukan sebagai penambah harga pokok pesanan tertentu. Metode ini digunakan apabila penyebab produk cacat karena sulitnya pengerjaan produk. Jurnal yang digunakan untuk mencatat biaya perbaikan produk cacat adalah:

Barang Dalam Proses – Biaya bahan Baku                             xx
Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Langsung          xx
Barang Dalam Proses – Biaya Overhead pabrik                     xx
            Persediaan Bahan                                                                    xx
            Gaji dan Upah                                                                         xx
            Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan                              xx

(2)   Biaya perbaikan produk yang cacat diperlakukan sebagai penambah biaya overhead sesungguhnya. Metode ini digunakan apabila produk cacat sifatnya normal terjadi dalam perusahaan. Jurnal yang digunakan untuk mencatat biaya perbaikan produk cacat adalah:

Biaya Overhead Sesungguhnya                                              xx
            Persediaan Bahan                                                                    xx
            Gaji dan Upah                                                                         xx
            Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan                              xx

(3)   Biaya perbaikan produk cacat diperlakukan sebagai elemen Rugi produk cacat. Metode ini digunakan jika produk cacat disebabkan karena lemahnya pengawasan. Jurnal yang digunakan untuk mencatat biaya perbaikan produk cacat adalah:

Rugi Produk cacat                                                                  xx
            Persediaan Bahan                                                                    xx
            Gaji dan Upah                                                                         xx
            Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan                              xx