Friday 11 January 2013

ANALISA TRANSAKSI

A.         PENGGUNAAN PERKIRAAN /AKUN                                                  
Pada Bab I kita sudah mempelajari pencatatan akuntasi dengan menggunakan persamaan akuntansi. Tapi pada prakteknya transaksi yang terjadi tidak sesederhana dan sesedikit itu. Prakteknya bisa terjadi puluhan, ratusan, bahkan ribuan transaksi. Kalau pencatatan dilakukan dengan menggunakan pencatatan seperti pada Bab I, bisa dibayangkan betapa besar dan rumitnya format dari pencatatan tersebut.
Oleh karena itu sistem akuntansi dirancang untuk menunjukkan bertambahnya dan berkurangnya setiap item dari laporan keuangan dengan menggunakan catatan yang terpisah. Catatan ini disebut akun atau perkiraan. Contohnya: perkiraan kas akan menunjukkan bertambahnya dan berkurangnya kas perusahaan. Demikian juga untuk perlengkapan, tanah, kewajiban, dan modal. Kumpulan beberapa perkiraan dari sebuah entitas bisnis disebut buku besar (ledger).
Daftar perkiraan pada buku besar disebut bagan akun/perkiraan chart of account. Daftar perkiraan pada umumnya mengikuti urutan pada laporan keuangan. Pekiraan-perkiraan yang menyusun neraca biasanya ada pada urutan pertama, dengan urutan aktiva, kewajiban, dan modal. Perkiraan laporan laba rugi pada urutan berikutnya yaitu perkiraan pendapatan dan beban.
Aktiva adalah item pada laporan keuangan yang berupa fisik (berwujud) dan hak (tak berwujud), yang mempunyai nilai dan dimiliki oleh perusahaan. Contoh aktiva berwujud yaitu tanah, gedung, peralatan, dan kendaraan, sedangkan aktiva tak berwujud adalah hak paten.

Kewajiban adalah hutang kepada kreditor. Biasanya disajikan di neraca dengan  hutang. Contohnya hutang usaha, hutang gaji, dan hutang obligasi. Pendapatan yang diterima di muka seperti pembayaran uang langganan majalah juga diklasifikasikan sebagai kewajiban.

Modal Pemilik adalah hak yang dimiliki pemilik perusahaan atas aktiva.
Pendapatan adalah  transaksi yang akan mengakibatkan kenaikan di modal pemilik sebagai hasil dari pemberian jasa atau penjualan. Contohnya adalah pendapatan jasa, pendapatan komisi, pendapatan sewa, pendapatan bunga, dan penjualan.
Beban dapat didefinisikan sebagai penggunaan aktiva atau jasa yang digunakan dalam rangka menghasilkan pendapatan. Contohnya adalah beban penyusutan, beban asuransi, beban gaji, dan beban penjualan.

BAGAN PERKIRAAN

Bagan perkiraan pada buku besar berisi semua perkiraan beserta dengan nomornya. Nomor perkiraan dipergunakan sebagai referensi dalam pemindahbukuan (posting) dari jurnal ke buku besar, karena lebih mudah menuliskan nomor perkiraan dalam kolom referensi dibandingkan harus menuliskan nama perkiraannya. Sistem penomoran  juga memudahkan mencari masing-masing perkiraan di dalam buku besar.

Sebuah perkiraan dapat diidentifikasikan dengan nomor perkiraan yang dapat terdiri dari 2 digit atau lebih. Perkiraan aktiva biasanya diawali dengan angka 1, kewajiban dengan angka 2, ekuitas pemilik dengan angka 3, pendapatan dengan angka 4 dan beban dengan angka 5. Digit kedua, ketiga dan seterusnya menunjukkan posisi dari masing-masing perkiraan dalam kategorinya. Misalkan perkiraan Kas yang diberi nomor 101, menunjukkan kas sebagai perkiraan pertama dalam kategori aktiva. Hutang dapat diberi nomor 201 yang menunjukkannya sebagai perkiraan pertama dalam kategori kewajiban. Perkiraan-perkiraan yang lain akan diberi nomor dengan cara yang sama. Semakin banyak perkiraan yang dimiliki sebuah perusahaan maka nomor perkiraan akan semakin panjang.

Contoh pengkategorian dan penomoran perkiraan adalah sebagai berikut :


Perkiraan Neraca
Perkiraan Laporan Laba Rugi
1. Aktiva
4. Pendapatan
11 Kas
12 Piutang
14 Perlengkapan
15 Beban Dibayar Di Muka
17 Tanah
18 Peralatan Kantor
41 Pendapatan Jasa
           
           

2. Kewajiban
5. Beban
21 Hutang Usaha
23 Sewa Diterima Di Muka
51 Beban Gaji
52 Beban Sewa
59 Beban Lain-lain
            3.  Modal Pemilik
           
31 Modal Bayu
32 Penarikan/Prive, Bayu

 

B.         KARAKTERISTIK PERKIRAAN                                                            

Bentuk paling sederhana dari sebuah perkiraan terdiri dari tiga bagian, yaitu
(1) judul perkiraan,
(2) bagian kiri atau bagian debet, dan
(3) bagian kanan atau bagian kredit.
Karena bentuknya mirip huruf T maka perkiraan ini sering disebut dengan T Account.
 PERKIRAAN
BAGIAN KIRI
DEBET
BAGIAN KANAN
KREDIT
Istilah debet atau kredit bukan berarti kenaikan atau penurunan. Istilah debet dan kredit digunakan secara berulang-ulang dalam proses pencatatan. Pencatatan dengan memasukkan jumlah pada sisi debet disebut mendebet, sebaliknya bila kita memasukkan transaksi pada sisi kredit disebut mengkredit. Bila total dari sisi kanan dan sisi kiri dibandingkan, suatu perkiraan disebut mempunyai saldo debet bila jumlah pada sisi debet lebih besar dibandingkan jumlah pada sisi kredit. Sebaliknya suatu perkiraan disebut mempunyai saldo kredit bila jumlah pada sisi kredit lebih besar dibandingkan jumlah pada sisi debet.

C.         SISTEM  PENCATATAN BERPASANGAN (DOUBLE ENTRY)               

Prinsip dari pencatatan ini adalah bahwa setiap transaksi yang terjadi pada sebuah perusahaan akan mempengaruhi minimal dua perkiraan. Dengan demikian maka akan memenuhi persamaan akuntansi. Dengan kata lain, pada setiap transaksi debet dan kredit harus seimbang pada setiap perkiraan.
Sistem pencatatan double entry ini akan memberikan keuntungan yaitu:
(1) efek duo dari tiap transaksi dicatat pada perkiraan yang tepat,
(2) memberikan metode yang logis untuk mencatat transaksi, dan
(3) pencatatan transaksi yang lebih akurat.

D.         MENGANALISA DAN MENGIKHTISARKAN TRANSAKSI KE PERKIRAAN
Sebuah transaksi dimulai dengan tindakan pemberian otorisasi oleh menejer atau pegawai lain yang diberi wewenang otorisasi. Setelah transaksi terjadi, berdasar dokumen bisnis, efek transaksi terhadap laporan keuangan akan dianalisa dan dicatat. Pertama kali transaksi akan dicatat dalam jurnal. Proses ini disebut dengan menjurnal. Kemudian secara periodik jurnal-jurnal tersebut akan ditransfer ke perkiraan yang sesuai dalam buku besar (ledger). Proses transfer ini disebut dengan posting (pemindahbukuan).  Kumpulan saldo dari buku besar yang disusun berdasarkan urutan perkiraan disebut dengan neraca saldo (trial balance). Neraca saldo disusun tiap akhir periode. Neraca saldo harus menunjukkan jumlah yang seimbang antara sisi debet dan sisi kredit. Apabila kondisi tersebut tidak terpenuhi, maka kemungkinan telah terjadi kesalahan dalam perhitungan atau kesalahan pada saat melakukan jurnal atau bisa juga pada saat melakukan posting.

No comments:

Post a Comment