Friday 22 July 2016

Contoh Penyusunan Bab 3 Skripsi Akuntansi Kuantitatif

BAB III
METODE PENELITIAN
                                                                                               
3.1       Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah manajemen laba sebagai variabel dependennya, sedangkan profitabilitas, kepemilikan manajerial dan kepemilikan publik sebagai variabel independennya.
3.1.1    Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen (variabel terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013:61). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah manajemen laba yang diukur dengan revenue discretionary model. Manajemen laba adalah suatu kegiatan untuk mengatur laporan keuangan sesuai dengan keinginan manajer yang bertujuan untuk menyesatkan para pemegang saham, stakeholder, dan pembaca laporan keuangan dalam mengetahui kinerja perusahaan.
Variabel manajemen laba diuji dengan revenue discretionary model merupakan variabel dengan skala nominal. Perusahaan yang melakukan manajemen laba diberi angka 1, sedangkan perusahaan yang tidak melakukan manajemen laba diberi angka 0. Rumus revenue discretionary model sebagai berikut:
(Sumber: Stubben, 2010)
dimana:
AR       adalah piutang akhir tahun
α          adalah konstanta
β          adalah koefisien regresi
∆          adalah perubahan tahunan
R1_3   adalah pendapatan pada tiga kuartal pertama
R4       adalah pendapatan pada kuartal keempat
ԑ          adalah error
            Jika nilai residual manajemen laba ada diantara -0,075 sampai 0,075 berarti perusahaan digolongkan sebagai perusahaan yang tidak melakukan manajemen laba. Sebaliknya, jika nilai residual kurang dari (<) -0,075 atau lebih dari (>) 0,075, maka perusahaan digolongkan sebagai perusahaan yang melakukan manajemen laba (Windharta, 2014) .
3.1.2    Variabel Independen (X)
Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2013:61). Dalam penelitian ini terdapat 3 (tiga) variabel independen, yaitu:
a.   Profitabilitas (X1)
Profitablitas menggambarkan kinerja yang dihasilkan oleh suatu perusahaan pada satu periode waktu tertentu. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Salah satu rasio analisis yang digunakan untuk menggambarkan profitabilitas perusahaan adalah net profit margin (NPM).
NPM menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih setelah dipotong pajak. Net profit margin digunakan untuk mengukur rupiah laba yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah penjualan. NPM mengukur seluruh efisiensi, baik administrasi, produksi, penentuan harga, pemasaran, pendanaan maupun manajemen pajak (Ginantra dan Putra, 2015).
Manajemen akan menampilkan kinerja yang terbaik untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan agar dapat menambah kepercayaan investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut. Meningkatkan kinerja dari perusahaan dapat dilakukan dengan melakukan manajemen laba agar mendapatkan laba sesuai dengan keinginan. Rumus NPM sebagai berikut:
(Sumber: Ginantra dan Putra, 2015)
            Laba bersih setelah pajak merupakan pendapatan bersih dikurangi beban operasi kemudian ditambah pendapatan di luar operasi dikurangi biaya di luar usaha dikurangi baban pajak penghasilan. Total  penjualan merupakan seluruh jumlah penjualan bersih pada satu periode akuntansi.
b.  Kepemilikan Manajerial (X2)
Kepemilikan manajerial merupakan proporsi kepemilikan saham dari pihak manajemen perusahaan meliputi manajer, dewan komisaris maupun dewan direksi. Dari sudut pandang teori akuntansi, manajemen laba sangat ditentukan oleh motivasi manajer perusahaan. Motivasi yang berbeda akan menghasilkan besaran yang berbeda pula, seperti antara manajer yang juga sekaligus sebagai pemegang saham dan manajer yang tidak sebagai pemegang saham. Dua hal tersebut akan mempengaruhi manajemen laba, sebab kepemilikan seorang manajer akan ikut menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan terhadap metode akuntansi yang diterapkan pada perusahaan yang dikelolanya.

Kepemilikan manajerial diukur dengan skala nominal, dimana kepemilikan manajerial diberi angka 1 jika terdapat saham yang dimiliki oleh manajemen perusahaan, dan angka 0 jika tidak terdapat saham yang dimiliki oleh manajemen perusahaan (Asward dan Lina, 2015).
c.   Kepemilikan Publik (X3)
Kepemillikan publik akan menggambarkan jumlah saham yang beredar di masyarakat. Proporsi kepemilikan publik tinggi dalam suatu perusahaan membuat manajemen harus selalu dituntut untuk menunjukkan kredibilitas yang baik dengan cara menampilkan performa laporan keuangan yang sesuai dengan keinginan investor seperti menstabilkan rasio-rasio keuangan yang dapat mempengaruhi keputusan investor. Hal ini dilakukan agar investor mau terus menginvestasikan dana pada perusahaan. Kinerja perusahaan yang selalu baik akan mempengaruhi keputusan investor untuk berinvestasi.
Pengukuran untuk kepemilikan publik dihitung dengan membandingkan saham yang dimiliki publik dengan persentase kepemilikan kurang dari 5% dengan jumlah saham keseluruhan beredar yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
(Sumber: Ginantra dan Putra, 2015 )


Ringkasan definisi operasional variabel penelitian dapat dilihat dalam tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1
Ringkasan Definisi Operasional Variabel

No
Variabel
Definisi
Skala
Cara Pengukuran
1.
Manajemen Laba (Y)
Manajemen laba adalah suatu kegiatan untuk mengatur laporan keuangan sesuai dengan keinginan manajer yang bertujuan untuk menyesatkan para pemegang saham, stakeholder, dan pembaca laporan keuangan.
Nominal

Sumber: Stubben (2010)

jika nilai residual antara -0,075 sampai 0,075 diberi nilai 0, tetapi jika nilainya kurang dari -0,075 atau lebih dari 0,075 diberi nilai 1 (Widharta, 2014)
2.
Profitabilitas (X1)
Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dalam periode tertentu
Rasio
(Sumber: Ginantra dan Putra, 2015)

3.
Kepemilikan Manajerial (X2)
Proporsi saham yang dimiliki pihak manajemen (manajer, dewan komisaris dan dewan direksi) dari seluruh saham perusahaan yang beredar
Nominal
Kepemilikan manajerial diberi angka 1 jika terdapat saham yang dimiliki oleh manajemen perusahaan, dan angka 0 jika tidak terdapat saham yang dimiliki oleh manajemen perusahaan.
(Sumber: Asward dan Lina, 2015)
4
Kepemilikan Publik (X3)
Rasio perbandingan jumlah saham yang dimiliki publik dengan persentase kepemilikan kurang dari 5% dengan seluruh saham perusahaan yang beredar
Rasio
(Sumber: Ginantra dan Putra, 2015 )


3.2       Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:117). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode penelitian yaitu tahun 2012-2014 yang terdiri dari 143 perusahaan. Dari populasi tersebut nantinya akan diambil sejumlah perusahaan untuk dijadikan sampel penelitian.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013:118). Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan purposive sampling method yaitu pengambilan sampel dipilih atas dasar kesesuaian karakteristik sampel dengan kriteria pemilihan sampel yang telah ditetapkan. Kriteria sampel tersebut adalah:
a.      Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI secara berturut-turut selama periode tahun 2012-2014
b.      Perusahaan manufaktur yang laporan keuangannya menggunakan  mata uang Rupiah.
c.      Perusahaan manufaktur yang memperoleh laba secara berturut-turut selama periode tahun 2012-2014
Berdasarkan karakteristik pemilihan sampel di atas diperoleh perusahaan yang akan digunakan sebagai sampel penelitian. Tabel 3.2 berikut ini menyajikan hasil seleksi sampel dengan metode purposive sampling:



Tabel 3.2
Seleksi Sampel

Keterangan
Jumlah
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sampai tahun 2014
143
Pengurangan Kriteria 1
Perusahaan manufaktur yang tidak terdaftar secara berturut-turut selama periode 2012-2014

(10)
Pengurangan sampel kriteria 2
Perusahaan manufaktur yang laporan keuangannya tidak mengunakan  mata uang Rupiah

(28)
Pengurangan sampel kriteria 3
Perusahaan manufaktur yang tidak memperoleh laba secara berturut-turut selama periode 2012-2014

(37)

Jumlah sampel
68
Jumlah data observasi 68 perusahaan selama 3 tahun
204
Sumber: data diolah
3.3       Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa data dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012, 2013 dan 2014. Sumber data yang digunakan ini adalah data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data misalnya lewat orang lain atau lewat dakumen (Sugiyono, 2013:193). Data sekunder yang digunakan berupa laporan keuangan perusahaan sampel yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (http//www.idx.co.id) dan ringkasan laporan keuangan perusahaan dalam ICMD 2015.
Rincian data laporan keuangan yang dibutuhkan antara lain:
1.    Laba bersih setelah pajak tahun 2012-2014
2.    Persentase kepemilikan manajerial tahun 2012-2014
3.    Persentase kepemilikan publik tahun 2012-2014
4.    Penjualan bersih per triwulan dan tahunan selama tahun 2011-2014
5.    Piutang usaha per tahun selama tahun 2011-2014
3.4.1      Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan melalui dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data sekunder berupa laporan keuangan kuartalan dan laporan keuangan tahunan periode 2012, 2013, dan 2014 yang dipublikasikan oleh BEI melalui internet (www.idx.co.id) dan ringkasan laporan keuangan dari ICMD 2015.
3.5       Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis data kuantitatif dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 23 sebagai alat untuk menguji data tersebut.
3.5.1    Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara menggambarkan atau mendiskripsikan data menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah untuk dipahami. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), median, modus, standar deviasi, nilai maksimum dan minimum.
3.5.2      Uji Multikolinieritas
Pengukuran asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji multikolinieritas. Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independennya. Uji multikolinieritas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen jika korelasi antar variabel independen kurang dari 0,9 maka tidak ada gejala multikolinieritas. Namun jika nilai korelasi lebih besar dari 0,9 maka terdapat multikolinieritas.
3.5.3    Regresi Logistik
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik. Regresi logistik adalah salah satu bentuk regresi nonlinier yang menggunakan fungsi eksponensial dalam pendugaan parameternya. Pada regresi logistik, variabel dependen (Y) menggunakan data kategorik (ordinal atau nominal) dan variabel independennya (X) bisa berbentuk numerik (rasio atau interval) dan atau data kategorik. Model ini dianggap tepat karena variabel dependen (Y) dalam penelitian ini mengunakan skala nominal (Ghozali, 2016:321). Persamaan regresi logistik yang digunakan adalah sebagai berikut:
di mana:
       adalah variabel nominal manajemen laba (kategori 1 untuk perusahaan yang melakukan manajemen laba dan kategori 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan manajemen laba.
α                 adalah konstanta
β                 adalah koefisien regresi
X1                    adalah profitabilitas (NPM)
X2                    adalah kepemilikan manajerial (dummy)
X3                    adalah kepemilikan publik
e                 adalah error



3.5.4    Uji hipotesis
Untuk menjawab hipotesis penelitian, dilakukan beberapa metode analisis sebagai berikut:
1.           Menilai kelayakan model regresi
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodnes of Fit Test. Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test signifikan secara statistik pada α=0,05 maka model tidak mampu memprediksikan nilai observasinya. Namun, jika Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test  tidak signifikan secara statistik pada α=0,05 berarti model mampu memprediksikan nilai observasinya.
2.            Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Dalam menilai model fit dan keseluruhan model (overall model fit) dapat dilkukan dengan beberapa cara sebagai berikut:
a.            Uji Model Fit (-2Log LikeHood)
Uji statistik model fit digunakan berdasarkan fungsi likelihood pada estimasi model regresi. Likelihood (L) dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. L ditransformasikan menjadi -2LogL untuk menguji hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Penggunaan nilai untuk keseluruhan model terhadap data dilakukan dengan membandingkan nilai -2Log Likelihood awal (blok number = 0) dengan nilai -2Log Likelihood akhir (blok number = 1). Apabila terjadi penurunan, maka model tersebut menunjukkan model regresi yang baik.
b.            Cox and Snell’s R square & Negelkerke’s R square
Cox and Snell’s R square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R square pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 sehingga sulit diinterprestasikan. Untuk mendapatkan koefisien determinasi yang dapat diinterprestasikan seperti nilai pada multiple regression, maka digunakan Negelkerke’s R square. Negelkerke’s R square merupakan modifikasi dari koefisien Cox and Snell’s R square untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 sampai 1. Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox and Snell’s R square  dengan nilai maksimumnya. Nilai Negelkerke’s R square dapat diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple regression (Ghozali, 2016:329).
3.            Pengujian Signifikan Koefisien Regresi
Pengujian signifikan koefisien regresi dilakukan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen. Koefisien regresi logistik dapat ditentukan dengan menggunakan p-value (Probability value) dengan taraf signifikasi α=5% atau 0,05. Kriteria menerima atau menolak hipotesis yang digunakan adalah:
a.    Jika nilai probabilitas sig < α, maka hipotesis diterima
b.    Jika nilai probabilitas sig ≥ α, maka hipotesis ditolak


No comments:

Post a Comment