Showing posts with label Skripsi. Show all posts
Showing posts with label Skripsi. Show all posts

Friday 22 July 2016

Contoh Penyusunan Abstrak untuk Skripsi Akuntansi Kuantitatif

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh profitabilitas, kepemilikan manajerial dan kepemilikan publik terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu manajemen laba yang diukur dengan revenue model dengan menggunakan skala nominal. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu profitabilitas yang diukur dengan net profit margin (NPM), kepemilikan manajerial yang diukur dengan skala nominal dan kepemilikan publik yang diukur dengan persentase saham perusahaan yang dimiliki publik dengan kepemilikan dibawah 5% terhadap seluruh saham perusahaan yang beredar.
Populasi dalam penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel ditentukan berdasarkan metode purposive sampling sebanyak 68 perusahaan manufaktur selama 2012-2014. Sumber data yang digunakan berupa laporan keuangan dan laporan tahunan yang diperoleh dari website BEI (www.idx.co.id) serta ringkasan laporan keuangan dari ICMD 2015. Teknik analisis data dengan menggunakan regresi logistik dengan menggunakan program SPSS 23.
Hasil penelitian yaitu profitabilitas dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba, dan kepemilikan publik berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Kata Kunci: Profitabilitas, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Publik, Manajemen Laba, Revenue Model

Contoh Penulisan Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA


Agustia, Dian. 2013. Pengaruh Faktor Good Corporate Governance, Free Cash Flow dan Leverage terhadap Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi Keuangan, Vol. 15 No. 1, Hlm 27-42
Anton, FX. 2010. Menuju Teori Stewardship Manajemen. Majalah Ilmiah Informatika, Vol.1 No. 2 Mei, Universitas AKI Semarang
Asward, Ismalia dan Lina. 2015. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Manajemen Laba dengan Pendekatan Conditional Revenue Model. Jurnal Manajemen Teknologi, Vol.14, No. 1
Azlina, Nur. 2010. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Laba (Studi pada  Perusahaan yang Terdaftar di BEI). Pekbis Jurnal, Vol. 2 No. 3
Dechow, P.M., Sloan R.G., Sweeney A.P. 1995. Detecting Earnings Management. The Accounting Review, 70 (2):193-225
Dwikusumowati, Meriam Salsabila dan Shiddiq Nur Rahardjo. 2013. Pengaruh Karakteristik Komite Audit dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Manajemen Laba. Diponegoro Journal of Accounting. Volume 2, Nomor 4.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23. Edisi 8. Badan penerbit Universitas Diponegoro, Semarang
Ginantra, I Komang Gede dan I Nyoman W.A Putra. 2015. Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Publik, Dividend Payout Ratio Dan Net Profit Margin Pada Perataan Laba. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.2, Hlm 602-617
Gunawan, I Ketut, Nyoman Ari Surya Darmawan, dan I Gusti Ayu Purnawati. 2015. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Leverage terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). E-Journal SI Ak Universitas Pendidikan Ganesha. Volume 3, No.1
Indonesian Capital Market Directory (ICMD). 2015.
Irawan, Wisnu Arwindo. 2013. Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Leverage, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Manajemen Laba (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2011). Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang
Jamaan. 2008. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Kualitas Kantor Akuntan Publik terhadap Intregritas Informasi Laporan Keuangan. Tesis. Universitas Diponegoro Semarang
Jensen, M.C and Meckling, W.H 1976.Theory Of The Firm: Manajerial Behavior, Agency Casts And Ownership Structure. Journal Of Financial Economics, October, 1976 Vol. 3 No. 4 Pp. 305-360. Sumber, Http//Papers.Ssrn.Com
Jones, J.J. 1991. Earnings Management During Import Relief Invistagions. Journal Of Accounting Research, 29 (2), 193-228
Mahariana, I Dewa G.P dan I Wayan Ramantha. 2014. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional pada Manajemen Laba Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Hlm 519-528
Midiastuty, Pratana Puspa dan Mas’ud Machfoedz. 2003. Analisis Hubungan Mekanisme Corporate Governance dan Indikasi Manajemen Laba. SNA 6 Surabaya, 16-17 Oktober
Noviana, Sindi Retno dan Etna Nur Afri Yuyetta. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2006-2010). Jurnal Akuntansi & Auditing. Volume 8, no. 1 November 2011:1-94
Purwandari, Indri Wahyu. 2011. Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance, Profitabilitas, dan Leverage terhadap Praktik Manajemen Laba. Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang
Rahmawati, Yacob Suparno, dan Nurul Qomariyah. 2006. Pengaruh Asrimetri Informasi Terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. SNA IX, Padang
Raja, Dani Rahman, Rita Anugerah, Desmiyawati, dan Kamaliah. 2014. Aktivitas Manajemen Laba: Analisis Peran Komite Audit, Kepemilikan Institusional, Persentasi Saham Publik dan Leverage. SNA 17 Mataram-Lombok, Universitas Mataram. 24-27 Sept
Scott, William R. 2009. Financial Accounting Theory. Fifth Edition. Canada Prentice Hall
Stubben, Stephen R. 2010. Discretionary Revenues as a Measure of Earnings Management. The Accouting Review. Vol. 85 No. 2 pp. 695-717
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung
Sulistiyanto, Sri. 2008. Manajemen Laba: Teori dan Model Empiris. Penerbit Grasindo, Jakarta
Suryani, Putu Putri, Gede Adi Yuniarta, dan Ananta Wikrama T.A. 2015. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2013). E-Journal SI Ak Universitas Pendidikan Ganesha. Volume 3, No.1
Windharta, Sepriahangga Wahyu. 2014. Pengaruh Manajemen Laba Akrual dengan Pendekatan Revenue Discretionary Model terhadap Kinerja Perusahaan. Trikonomika, Vol. 13 No. 1 Hal. 108-118
Zeptian, Andra dan Abdul Rohman. 2013. Analisis Pengaruh Penerapan Corporate Governance, Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba pada Perbankan. Diponegoro Journal of Accounting. Volume 2, Nomor 4.




Contoh Penyusunan Bab 5 Skripsi Akuntansi Kuantitatif

BAB V
PENUTUP

5.1       Simpulan
Berdasarkan analisis regresi logistik dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Ginantra dan Putra (2015) dan Gunawan dkk. (2015) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
2.      Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Zeptian dan Rohman (2013) dan Agustia (2013) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
3.      Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan publik berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Suryani dkk. (2015) yang menyatakan bahwa persentase saham publik berpengaruh terhadap manajemen laba.


5.2       Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian yang diperoleh, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1.      Bagi investor, sebaiknya berhati-hati dalam menetapkan keputusan bisnis jangan hanya fokus pada laba karena laba merupakan bagian laporan keuangan yang tidak dapat dihindarkan dari manajemen laba, sehingga investor harus mempertimbangkan juga informasi non keuangan.
2.      Bagi perusahaan, sebaiknya meningkatkan kinerja untuk mengelola perusahaan dengan lebih efektif dan efisien tanpa melakukan manajemen laba, karena hal tersebut akan membuat laporan keuangan yang dihasilkan menjadi bias dan tidak akurat untuk mengambil keputusan.
3.      Bagi peneliti selanjutnya, agar menggunakan sampel perusahaan yang lebih banyak tidak hanya perusahaan manufaktur saja, menambah variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi manajemen laba, dan menggunakan proksi manajemen laba yang berbeda seperti Conditional Revenue Model.


Contoh Penyusunan Bab 4 Skripsi Akuntansi Kuantitatif

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1       Gambaran Umum Perusahaan
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengkombinasikan fungsi mesin, peralatan dan tenaga kerja dalam suatu proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi yang siap dipasarkan (dijual). Perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) meliputi sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri, dan sektor barang konsumsi.
Objek penelitian yang digunakan adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode pengamatan penelitian yaitu tahun 2012-2014. Perusahaan yang dijadikan sampel dipilih dengan metode purposive sampling, sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan representasi dari populasi yang ada serta sesuai dengan tujuan dari penelitian.
Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari laporan keuangan kuartalan dan laporan keuangan tahunan yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) serta ringkasan laporan keuangan dari ICMD 2015. Dari data yang telah dikumpulkan tersebut kemudian dilakukan proses penyeleksian sampel sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan proses penyeleksian sampel tersebut diperoleh 68 perusahaan yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, sehingga total observasi penelitian selama tiga tahun berjumlah 204 data observasi. Daftar perusahaan yang dijadikan sampel dapat dilihat pada lampiran 4.1

4.2       Hasil Analisis Data
4.2.1    Perhitungan Manajemen Laba dengan Revenue Model
Setelah diperoleh sampel yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan yaitu sebanyak 68 perusahaan, selanjutnya adalah menentukan rumus regresi revenue model. Kemudian menghitung nilai residual (error) untuk menentukan perusahaan melakukan manajemen laba atau tidak. Jika nilai residual kurang dari -0,075 atau lebih dari 0,075 mengindikasikan perusahaan melakukan manajemen laba, sedangkan jika nilai residual antara -0,075 sampai 0,075 maka perusahaan dikategorikan sebagai perusahaan yang tidak melakukan manajemen laba (Windharta, 2014). Rumus revenue model sebagai berikut:
(Sumber: Stubben, 2010)
dimana:
AR       adalah piutang akhir tahun
α          adalah konstanta
β          adalah koefisien regresi
∆          adalah perubahan tahunan
R1_3   adalah pendapatan pada tiga kuartal pertama
R4       adalah pendapatan pada kuartal keempat
ԑ          adalah error
Dari penentuan rumus revenue model dan perhitungan yang dilakukan maka diperoleh daftar status perusahaan yang melakukan manajemen laba dan tidak melakukan manajemen laba. Hasil ringkasannya dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut:


Tabel 4.2
Daftar Status Manajemen Laba Perusahaan Sampel

Status
2012
2013
2014
Melakukan manajemen Laba
43
48
47
Tidak melakukan manajemen laba
25
20
21
Jumlah
68
68
68
Sumber: Data diolah (Lampiran 1)
Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pada tahun 2012 terdapat 43 perusahaan sampel yang melakukan manajemen laba dan 25 perusahaan yang tidak melakukan manajemen laba. Pada tahun 2013 terdapat 48 perusahaan yang melakukan manajemen laba dan 20 perusahaan yang tidak melakukan manajemen laba. Pada tahun 2014 terdapat 47 perusahaan yang melakukan manajemen laba dan 21 perusahaan yang tidak melakukan manajemen laba. Setelah memperoleh perusahan mana saja yang melakukan manajemen laba, langkah selanjutnya adalah menguji pengaruh profitabilitas, kepemilikan manajerial dan kepemilikan publik terhadap manajemen laba pada 68 perusahaan tersebut dengan melakukan analisis statistik deskriptif dan regresi logistik menggunakan program SPSS versi 23.
4.2.2    Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif berfungsi untuk menggambarkan atau mendeskripsikan objek yang diteliti melalui data sampel tanpa melakukan analisis data dan membuat kesimpulan yang belaku untuk umum. Statistik deskriptif menunjukkan nilai rata-rata (mean), median, modus, standar deviasi, nilai minimum dan maksimum dari setiap variabel yang diteliti.
Hasil analisis statistik deskriptif dari variabel-variabel yang diteliti dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.3
Analisis Statistik Deskriptif


N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Manajemen_Laba
204
0
1
.68
.469
Profitabilitas
204
.001
.602
.097
.092
Kepemilikan_Manajerial
204
0
1
.52
.501
Kepemilikan_Publik
204
.010
.669
.266
.163
Valid N (listwise)
204




                        Sumber: Output SPSS 23 (Lampiran 3)
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa hasil uji statistik deskriptif untuk 68 perusahaan manufaktur selama tiga tahun sehingga total observasi penelitian berjumlah 204 perusahaan adalah nilai rata-rata manajemen laba sebesar 0.68 yang berarti 68% dari jumlah data observasi perusahaan melakukan manajemen laba dan sisanya tidak melakukan manajemen laba.
Hasil uji statistik deskriptif untuk variabel profitabilitas adalah nilai rata-rata sebesar 0,097 dengan standar deviasi 0,092. Nilai terendah profitabilitas sebesar 0,001 dan nilai tertinggi sebesar 0,602. Hal ini berarti perusahaan sampel memiliki perbandingan laba bersih setelah pajak dan penjualan paling rendah sebesar 0,1% dan memiliki perbandingan laba bersih setelah pajak dan penjualan paling tinggi sebesar 60,2% serta perusahaan mempunyai rata-rata profitabilitas sebesar 9,7% dengan ukuran penyebaran sebesar 0,092 dari 68 perusahaan sampel.
Hasil uji statistik deskriptif untuk variabel kepemilikan manajerial adalah nilai rata-rata sebesar 0,52 yang berarti bahwa 52% dari jumlah data observasi perusahaan mempunyai kepemilikan manajerial (atau ada pihak manajemen yang memiliki saham perusahaan yang beredar).
Hasil uji statistik deskriptif untuk variabel kepemilikan publik adalah nilai rata-rata sebesar 0,266 dengan standar deviasi sebesar 0,163. Nilai terendah kepemilikan publik sebesar 0,010 dan nilai tertinggi sebesar 0,669. Hal ini berarti perusahaan sampel memiliki perbandingan jumlah saham yang dimiliki publik dengan jumlah seluruh saham perusahaan yang beredar paling rendah sebesar 1% dan paling tinggi sebesar 66,9% serta mempunyai rata-rata saham yang dimiliki publik sebesar 26,6% dengan ukuran penyebaran 0,163 dari 68 perusahaan sampel.
4.2.3    Uji Multikolinieritas
Uji mutikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independennya. Uji multikolinieritas yang digunakan yaitu dengan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika korelasi antar variabel independen kurang dari 0,9 maka tidak ada gejala multikolinieritas, namun jika nilai korelasi lebih besar dari 0.9 maka terdapat multikolinieritas. Berikut ini adalah tabel matrik korelasi antar variabel independen:
Tabel 4.4
Matrik Korelasi Antar Variabel Independen


Constant
Profitabilitas
Kepemilikan
Manajerial
Kepemilikan
Publik
Constant
1.000
-.528
-.466
-.684
Profitabilitas
-.528
1.000
.089
.104
Kepemilikan_Manajerial
-.466
.089
1.000
.038
Kepemilikan_Publik
-.684
.104
.038
1.000
Sumber: Output SPSS 23 (Lampiran 3)
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien korelasi ketiga variabel kurang dari 0,9 maka tidak ada hubungan yang serius antar variabel independennya ( tidak ada multikolinieritas).
4.2.4    Hasil Pengujian Koefisien Regresi Logistik
Variabel dependen yaitu manajemen laba dalam penelitian ini bersifat nominal (melakukan manajemen laba atau tidak melakukan manajemen laba), sehingga pengujian hipotesis dari penelitian ini menggunakan regresi logistik biner (binary logistic regression). Hasil pengujian model fit seperti pada hasil output SPSS dapat diringkas sebagai berikut:
1.            Menilai Kelayakan Model Regresi
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodnes of Fit Test. Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodnes of Fit Test signifikan secara statistik pada α=5% (0,05) atau p<0,05 maka model tidak mampu memprediksikan nilai observasinya. Namun jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodnes of Fit Test tidak signifikan secara statistik pada α=5% (0,05) atau p>0,05 berarti model mampu memprediksi nilai observasinya. Berikut ini adalah tabel hasil Hosmer and Lemeshow’s Goodnes of Fit Test:
Tabel 4.5
Hosmer and Lemeshow Test
Step
Chi-square
df
Sig.
1
8.961
8
.346
Sumber: Output SPSS 23 (Lampiran 3)
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, hasil pengujian menunjukkan nilai Chi-Square sebesar 8.961 dengan signifikan (nilai p) sebesar 0,346. Hasil tersebut berarti nilai p secara statistik tidak signifikan pada α=0.05 atau 0,346 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model mampu memprediksi nilai observasinya.
2.            Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Dalam menilai model fit dan keseluruhan model (overall model fit) dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:
a.            Uji model Fit (-2log LikeHood)
Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai -2Log Likelihood awal (blok number = 0) dengan -2log Likelihood akhir (blok number = 1). Apabila terjadi penurunan, maka model tersebut menunjukkan model regresi yang baik.

Tabel 4.6
Uji Model Fit Block 0

Iteration
-2 Log likelihood
Coefficients
Constant
Step 0
1
256.882
.706
2
256.837
.737
3
256.837
.738
Sumber: Output SPSS 23 (Lampiran 3)

Tabel 4.7
Uji model Fit Block 1

Iteration
-2 Log likelihood
Coefficients
Constant
Profitabilitas
KepemilikanManajerial
KepemilikanPublik
Step 1
1
248.879
-.150
2.047
.243
1.999
2
248.523
-.250
2.529
.285
2.356
3
248.522
-.254
2.555
.287
2.370
4
248.522
-.254
2.555
.287
2.370
Sumber: Output SPSS 23 (Lampiran 3)
Dari tabel 4.6 dan tabel 4.7 dapat dilihat nilai -2Log likelihood awal sebesar 256.837 dan setelah dimasukkan ketiga variabel independen, maka nilai -2Log likelihood akhir mengalami penurunan sebesar 8.315 menjadi 248.522. Penurunan ini menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.
Tabel 4.8
Tabel omnibus test


Chi-square
df
Sig.
Step 1
Step
8.314
3
.040
Block
8.314
3
.040
Model
8.314
3
.040
Sumber: Output SPSS 23 (Lampiran)
Penurunan juga dapat dilihat langsung pada tabel 4.8 pada nilai Chi-Square sebesar 8.314 dengan nilai sig 0,040 <0,05, sehingga model fit dengan data.
b.            Koefisien Determinasi (Negelkerke’s R Square)
Negelkerke’s R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox and Snell R Square agar nilai maksimimnya bisa mencapai 1 dan mempunyai kisaran nilai antara 0 dan 1. Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik ditunjukkan oleh nilai Negelkerke’s R Square.
Tabel 4.9
Koefisien Determinasi

Step
-2 Log likelihood
Cox & Snell R Square
Nagelkerke R Square
1
250.612a
.040
.056
Sumber: Output SPSS 23 (Lampiran)
Nilai Negelkerke’s R Square dalam pengujian ini adalah sebesar 0,056 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 5,6% dan sisanya sebesar 94,4% dijelaskan oleh variabel-variabel di luar model penelitian.
3.            Pengujian Signifikansi Koefisien Regresi
Pengujian koefisien regresi dilakukan untuk menguji seberapa jauh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Koefisien regresi logistik dapat ditentukan dengan menggunakan p-value (probability value).




Tabel 4.10
Hasil Uji Regresi Logistik


B
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
Step 1a
Profitabilitas
2.555
1.816
1.979
1
.159
12.878
Kepemilikan_Manajerial
.287
.307
.875
1
.350
1.332
Kepemilikan_Publik
2.370
.973
5.928
1
.015
10.693
Constant
-.254
.383
.441
1
.507
.775
Sumber: Output SPSS 23 (Lampiran 3)
Pada tabel 4.10 dapat terlihat bahwa nilai koefisien profitabilitas sebesar 2,555, koefisien kepemilikan manajerial sebesar 0,287, koefisien kepemilikan publik sebesar 2,370 dan konstanta sebesar -0.254. Dari pengujian regresi logistik ini diperoleh persamaan regresi logistik sebagai berikut:
Persamaan regresi tersebut menunjukkan bahwa apabila profitabilitas, kepemilikan manajerial dan kepemilikan publik bernilai konstan, maka probabilitas perusahaan melakukan manajemen laba sebesar 0,775 (e-0,254).
Koefisien profitabilitas sebesar 2,555, hal ini dapat diartikan bahwa jika terjadi peningkatan persentase profitabilitas maka probabilitas perusahaan melakukan manajemen laba akan mengalami kenaikan sebesar 2,555 kali. Jika persentase variabel profitabilitas mengalami peningkatan sementara variabel kepemilikan manajerial dan kepemilikan publik  adalah konstan maka probabilitas perusahaan melakukan manajemen laba naik sebesar 12,878 (e2,555).
Koefisien kepemilikan manajerial sebesar 0,287, hal ini dapat diartikan bahwa jika ada kepemilikan manajerial dalam perusahaan maka probabilitas perusahaan melakukan manajemen laba akan mengalami peningkatan  sebesar 0,287 kali. Jika ada kepemilikan manajerial pada perusahaan sementara variabel profitabilitas dan kepemilikan publik adalah konstan maka probabilitas perusahaan melakukan manajemen laba naik sebesar 1,332 (e0,287).
Koefisien kepemilikan publik sebesar 2,370, hal ini dapat diartikan bahwa jika terjadi peningkatan persentase kepemilikan publik maka probabilitas perusahaan melakukan manajemen laba akan mengalami kenaikan sebesar 2,370 kali. Jika persentase variabel kepemilikan publik mengalami peningkatan sementara variabel profitabilitas dan kepemilikan manajerial adalah konstan maka probabilitas perusahaan melakukan manajemen laba naik sebesar 10,693 (e2,370).
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dibuat ringkasan untuk hasil pengujian hipotesis penelitian sebagai berikut:
Tabel 4.11
Hasil Pengujian Hipotesis

Hipotesis
Keterangan
Sig.
Hasil
H1
Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba
0.159 ≥ 0,05
Ditolak
H2
Kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba
0.350 ≥ 0,05
Ditolak
H3
Kepemilikan publik berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba
0.015 <0,05
Diterima
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.11, dapat dilihat bahwa variabel kepemilikan publik berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba karena nilai sig. kepemilikan publik sebesar 0.015 <0,05. Sedangkan variabel profitabilitas dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba karena nilai sig. kedua variabel tersebut ≥ 0,05. Pembahasan atas hasil ini akan diuraikan pada bagian selanjutnya.



4.3       Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis
4.3.1    Pengaruh Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba
Berdasarkan tabel 4.10 variabel profitabilitas menunjukkan koefisien regresi sebesar 2,555 dengan tingkat signifikan sebesar 0,159 yang berarti bahwa profitabilitas perusahan yang diproksikan dengan NPM berpengaruh positif tetapi tidak signifikan karena nilai signifikannya lebih besar dari 0,05. Penelitian ini membuktikan bahwa profitabilitas tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tindakan manajemen laba. Dengan tingkat profitabilitas yang rendah tidak membuat perusahaan melakukan manajemen laba, hal ini dikarenakan investor cenderung mengabaikan informasi NPM yang ada sehingga manajemen pun menjadi tidak termotivasi melakukan manajemen laba melalui variabel profitabilitas.
Dengan demikian hipotesis pertama dalam penelitian ini ditolak. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Ginantra dan Putra (2015) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal tersebut dikarenakan manajemen atau agen memiliki  informasi yang lebih daripada pihak luar perusahaan atau prinsipal sehingga agen memiliki kesempatan untuk memanipulasi laporan keuangan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Gunawan dkk. (2015) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak memberikan pengaruh dalam pembatasan manajemen laba. Penelitian Noviana dan Yuyetta (2013) juga  menyatakan bahwa profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba, hal ini dikarenakan investor cenderung mengabaikan informasi rasio profitabilitas yang ada.
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Dwikusumowati dan Raharjo (2013) yang membuktikan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba. Hal ini disebabkan karena perusahaan bertujuan untuk melaporkan laba yang lebih tinggi agar dapat menarik minat investor.
4.3.2    Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Manajemen Laba
Berdasarkan tabel 4.10 variabel kepemilikan manajerial menunjukkan koefisien regresi sebesar 0,287 dengan tingkat signifikan sebesar 0,350 yang berarti bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif tetapi tidak signifikan karena nilai signifikannya lebih besar dari 0,05. Penelitian ini membuktikan bahwa kepemilikan manajerial tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tindakan manajemen laba. Hal ini menandakan bahwa adanya kepemilikan manajerial dalam perusahaan tidak serta merta menunjukkan insentif manajer untuk melakukan manajemen laba. Hasil ini didukung dengan teori stewardship yang memandang manajemen sebagai pihak yang dapat dipercaya untuk bertindak sebaik-baiknya bagi kepentingan stakeholders.
Dengan demikian hipotesis kedua dalam penelitian ini ditolak. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Zeptian dan Rohman (2013) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Sejalan dengan penelitian Noviana dan Yuyetta (2013) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba. Hal ini menandakan bahwa dengan adanya kepemilikan manajerial dalam perusahaan tidak serta merta menunjukkan intensif manajemen untuk melakukan tindakan manajemen.
Hasil penelitian ini juga konsisten dengan penelitian Agustia (2013) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Manajer yang juga memiliki saham perusahaan cenderung mengambil kebijakan untuk mengelola laba dengan sudut pandang investor, misalnya dengan meningkatkan laba yang dilaporkan sehingga banyak investor yang tertarik untuk menanamkan modal dan bisa menaikkan harga saham perusahaan. Kegagalan pihak manajemen yang juga merupakan pemilik modal perusahaan dalam meningkatkan kualitas proses pelaporan keuangan disebabkan karena relatif sangat kecil jika dibandingkan dengan keseluruhan modal yang dimiliki investor umum.
4.3.3    Pengaruh Kepemilikan Publik Terhadap Manajemen Laba
Berdasarkan tabel 4.10 variabel kepemilikan publik menunjukkan koefisien regresi sebesar 2,370 dengan tingkat signifikan sebesar 0,015 yang berarti bahwa kepemilikan publik berpengaruh positif  dan signifikan karena nilai signifikannya lebih kecil dari 0,05. Penelitian ini membuktikan bahwa kepemilikan publik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tindakan manajemen laba. Semakin tinggi persentase kepemilikan publik maka semakin besar kemungkinan manajer melakukan manajemen laba.
Proporsi kepemilikan publik yang tinggi dalam suatu perusahaan harus selalu dituntut untuk menunjukkan kredibilitas yang baik dengan cara menampilkan performa laporan keuangan yang sesuai dengan keinginan investor seperti menstabilkan rasio-rasio keuangan yang dapat mempengaruhi keputusan investor. Hal ini dilakukan agar investor mau terus menginvestasikan dana pada perusahaan, karena kondisi tersebut manajemen cenderung melakukan manajemen laba agar selalu dapat menampilkan kinerja yang terbaik dalam perusahaan. Kinerja perusahaan yang selalu baik akan mempengaruhi pada keputusan investor untuk berinvestasi.
Dengan demikian hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Suryani dkk (2015) yang menyatakan persentase saham publik berpengaruh positif terhadap manajemen laba artinya semakin tinggi persentase saham publik maka semakin besar kemungkinan perusahaan melakukan manajemen laba. Dengan adanya publik investor mengakibatkan manajer berkewajiban memberikan informasi internal secara berkala sebagai bentuk pertanggungjawaban agar dilihat oleh investor baik maka perusahaan akan melakukan manajemen laba.
Penelitian ini juga konsisten dengan penelitian Raja dkk (2014) yang menyatakan bahwa persentase saham publik berpengaruh terhadap manajemen laba. Besarnya  persentase saham yang ditawarkan ke publik memberi pengaruh kepada jumlah informasi yang akan di-sharing kepada publik. Jadi manajer dituntut  untuk menyajikan informasi yang baik sehingga menarik minat investor untuk melakukan investasi, sehingga manajer cenderung melakukan manajemen laba agar laba terlihat stabil dengan cara menaikkan dan menurunkan laba saat ini.